Front Mahasiswa Nasional (FMN)
Atas nama, segenap Kollektif Pimpinan Pusat, Dewan
Pimpinan Pusat (PP-DPP) dan keluarga besar Front Mahasiswa Nasional (FMN),
kepada Seluruh jajaran Organisasi FMN, kepada massa pemuda dan mahasiswa,
kepada massa rakyat dalam semesta perlawanan Kami Ucapkan:
“SELAMAT
ULANG TAHUN KE-IX”
Front
Mahasiswa Nasional (FMN)
Terus bergerak menuju kualitas termaju seiring
kedewasaannya, tetap jaya dan selalu menjadi Organisasi Massa Mahasiswa yang kritis,
progressif dan senantiasa tulus melayani massa dan mengabdi pada perjuangan.
Terus Tingkatkan Rekruitmen dan Konsolidasi Anggota,
Intensifkan Kerja Massa untuk memperluas jangkauan dan pengaruh Organisasi!
“Perkuat Kembali FMN Sebagai Alat Perjuangan Massa
Pemuda-Mahasiswa dan, Senantiasa Mengabdi Pada Rakyat”.
A. Pengantar
Perkembangan situasi Internasional dan Nasional
Untuk kesekian
kalinya, melalui berbagai media tidak bosan dan tak hentinya kita akan terus
membongkar dan Meng-update setiap perkembangan atas situasi dunia yang semakin
terhimpit akan krisis yang tak jua membaik dan terus meluas dan meningkatnya
gerakan Rakyat diseluruh penjuru dunia.
Hingga menjelang
pertengahan tahun 2012 ini, perkembangan situasi dunia tersebut tidak
sedikitpun menunjukkan keadaannya untuk membaik sebagai jawaban dan harapan
bagi Rakyat akan perubahan hidup dan pendereritaan yang kian hebat.
Promosi-promosi dan berbagai bentuk propaganda palsu atas pertumbuhan Ekonomi
China maupun India sebagai keberhasilan atas sistem kapitalisme hanyalah
kebohongan semata yang akan terus dibangun oleh Imperialisme untuk memperkuat
“Ilusi-nya” terhadap Rakyat akan kebaikan dari Sistem Kapitalisme. Demikian
pula dengan promosi dan propaganda akan keberhasilan Indonesia dan Thailand
dalam menerapkan Sistem Demokrasi, yang sejatinya hanyalah Demokrasi Palsu yang
semakin membodohi Rakyat yang tengah kehilang perlindungan atas keselamatan dan
keamanannya.
Hal tersebut,
terbukti bahwa segala upaya yang dilakukan oleh kapitalisme monopoli
(Imperialisme) dalam menyelesaikan deritanya akan krisis yang terus memuncak
sejak tahun 2000an telah melahirkan krisis-krisis baru yang tiada lain hanya
akan terus menyisakan penderitaan yang semakin tajam bagi rakyat. Kenyataannya,
Krisis ekonomi sebagai akibat dari over produksi barang berteknologi tinggi,
persenjataan dan komoditas lainnya telah melahirkan krisis keuangan yang
menguras seluruh sumber dan cadangan Financial Imperialisme itu sendiri.
Hal tersebut,
tampak dari kenyataan bahwa defisitnya anggaran yang dimiliki oleh
lembaga-lembaga keuangan Internasional milik Imperialisme itu sendiri, seperti
IMF, Word Bank, serta defisitnya Anggaran dan Kas negara yang dialami oleh
Negara-negara Imperialis dikawasan Eropa seperti Jerman, Spanyol, Italia, dan
Francis yang juga mengalami defisit yang tak kalah merosotnya. Bahkan Negara
Imperialis seperti Inggris (United Kingdom) sekalipun, pada pertengahan 2010
lalu telah dihadapkan dengan Kekosongan Kas Negara.
Situasi demikian
tersebut adalah senyata-nayata akibat dari spekulasi yang dilakukan oleh
Imperialisme dalam upaya pemulihan dan penyelamatan atas perusahaan-perusahaan
besar milik Imperialisme yang telah mengalami kerugian bahkan kebangkrutan
(Colaps) akibat overproduksi yang tidak dapat mengembalikan besarnya beban
biaya produksi yang telah dikeluarkan. Upaya-upaya tersebut telah dilakukan
dengan cara pemberian dana talangan (Bail Out) serta dana Fiskal yang selain
menguras anggaran Negara, Anggaran dari Lembaga keuangan dan perbankkan yang
ada, bahkan telah mendongkrak pungutan pajak yang tinggi bagi Rakyat.
Situasi demikian
kembali telah mendorong Imperialisme semakin mengintensifkan Eksport kapital
keberbagai Negara, baik dalam bentuk Investasi maupun utang yang tak terjamin
realisasi pengembaliannya, sehingga ancaman akan “gagal bayar” bagi
Negara-negara penghutang tersebut adalah Konsekwensi yang tak terhindarkan.
Faktanya, situasi tersebut dalam perkembangannya telah melahirkan krisis Utang
yang menimpa Negara-negara Imperialis dan negara-negara lainnya dikawasan
Eropa, bahkan Amerika Serikat itu sendiri yang beban utangnya terus meningkat.
Selain karena
kegagalannya dalam menstabilkan situasi Ekonomi Dunia atas krisis tersebut,
juga didasarkan atas watak dasarnya yang “Eksploitatif, Akumulatif dan
Ekspansif” Imperialisme terus menerus melimpahkan beban tersebut diatas pundak
rakyat diseluruh penjuru dunia, dengan semakin Mengintensifkan Penghisapan dan
penguasaannya atas sumber-sumber daya alam (bahan mentah), Tenaga produksi
(Manusia dan alat kerja) serta pasar yang luas dengan berbagai skema
liberalisasi. Situasi tersebut, tidak terhindarkan hanya melahirkan penderitaan
yang semakin hebat bagi Rakyat. Bahkan, tidak terhindarkan pula cara-cara
kekerasan dengan melakukan provokasi bahkan Agresi terhadapa negara-negara yang
secara lansung mengambil posisi berhadap-hadapan dengan Imperialisme itu
sendiri akan selalu menjadi Cara utama bagi Imperialisme dalam menancapkan
Dominasi dan Intervensinya untuk Menguasai Negara-negara tersebut dengan
seluruh kekayaan yang dimilikinya.
SBY tetap Rezim Paling Loyal sebagai
Boneka bagi Imperialisme
Dalam berbagai kenyataan, melalui perjanjian dan
kerjasama serta kebijakan-kebijakan yang dibentuknya didalam negeri, SBY telah
menunjukkan ketidak berpihakannya terhadap rakyat. Dari berbagai tindakan
reaksinya terhadap rakyat secara lansung, Rezim ini terus membuktikan
loyalitasnya kepada Sang Tuan (Imperialis), bahkan dengan tanpa ragu menjadikan
rakyat sebagai tumbalnya. Melalui forum-forum Internasional, Regional maupun
Bilateral yang melahirkan berbagai perjanjian kerjasama bilateral dan
multilateral telah menciptakan penderitaan rakyat yang semakin hebat. Perjanjian
kerjasama Komprehensif US-Indo yang mencakup seluruh sector dan dalam berbagai
aspek kehidupan rakyat, melalui pertemuan Bilateral Obama-SBY di Jakarta pada
akhir tahun 2010 lalu, oleh SBY beserta seluruh jajaran Pemerintahannya terus
disempurnakan dengan berbagai Program dan kebijakan yang dilegalkan dengan
berbagai Regulasi yang secara terang-terangan telah merenggut hak dan
kedaulatan Rakyat.
Pembagian wilayah
untuk pembangunan Ekonomi serta berbagai Sektor khusus lainnya, yang diikuti
dengan kucuran Investasi dan hutang terus dikembangkan. Program perdagangan
tenaga kerja melalui Program Fleksibelitas pasar Tenaga kerja (Labor Market
Flexibility) untuk mendapatkan tenaga kerja murah serta Program atas
upaya-upaya penghapusan bea Eksport-Import secara bertahap yang ditargetkan
hingga titik “NOL” untuk menjamin terbukanya pasar didalam negeri dan
terlaksananya perdagangan bebas.
Sedangkan dilapangan kebudayaan tetap melakukan efisiensi dan relevansi
pendidikan (Terutama pendidikan Tinggi) yang diorientasikan untuk mencetak
tenaga-tenaga kerja berketrampilan rendah yang hanya dapat dijadikan sebagai
buruh murah pelayan Imperialisme, serta sebagai upaya lansung untuk
mempertahankan budaya terbelakang didalam negeri dan penerapan Ide dan
kebudayaan imperialis yang semakin menjauhkan Rakyat dari kenyataan
Objektifnya.
Liberalisasi dan
kebijakan Anti Rakyat SBY-Boediono juga tampak dari Program yang saat ini
sedang digencarkan oleh Pemerintah, yaitu Program “Master Plan Percepatan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)” yang akan semakin mensyaratkan
terjadinya perampasan tanah rakyat dalam skala besar dan penggusuran terhadap
rakyat miskin diperkotaan dengan dalih untuk pembangunan dan kepentingan umum.
Esensi program tersebut sesungguhnya akan semakin intensifnya penghisapan
Imperialisme atas seluruh sumberdaya alam Indonesia dan sebagai upaya untuk
mempermudah (Efisiensi) produktifitas Industri Imperialis yang bercokol didalam
negeri.
Untuk melegitimasi
seluruh skema penghisapannya, selain dengan Mengesahkan UU Pengadaan Tanah pada
tahun 2011 lalu untuk mengintensifkan perampasan dan monopoli atas Tanah,
Pemerintah juga telah mengesahkan UU Intelejen pada 11 Oktober 2011, sebagai
legitimasi atas tindak kekerasan dan upaya untuk menghambat dan memberangus gerakan
Rakyat yang sudah pasti akan terus meningkat. Selain itu, Untuk Melegitimasikan
Privatisasi dan Disorientasi Pendidikan, serta berbagai bentuk Liberalisasi
lainnya, Pemerintah juga telah membentuk RUU Pendidikan Tinggi yang kini
semakin Mengancam Sektor Pendidikan, khususnya Pendidikan Tinggi. Bahkan Saat
ini, Pemerintah telah mengesahkan Undang-undang Penyelesaian Konflik Sosial (UU
PKS) yang sejatinya akan semakin mengukuhkan Watak Fasis dari Pemerintahan SBY
dengan memasukkan atau memberikan kewenangan kepada militer (TNI dan POLRI)
terintegrasi dalam setiap penyelesaian konflik, serta masih banyak lagi
kebijakan anti rakyat lainnya.
Manifestasi dari
seluruh skema yang dijalankan oleh Pemerintah tersebut, telah menghadapkan
rakyat dengan kenyataan dan situasi dimana selain persoalan harga saranan
produksi pertanian (Saprotan) yang tinggi dan harga produksi yang rendah, kaum
tani juga dihadapkan dengan perampasan dan monopoli atas tanah yang kian
meluas, terutama untuk perkebunan dan pertambangan. Demikian juga kaum buruh yang
tak putus-putusnya dihadapkan dengan perampasan upah dan berbagai skema politik
upah murah, PHK dan pemberangusan serikat oleh Perusahaan maupun oleh
Pemerintah secara lansung. Hal demikian dan berbagai bentuk penindasan lainnya
juga dihadapai oleh Rakyat diberbagai sektor lainnya, seperti penggusuran
pemukiman penduduk, penggusuran pedagang kaki lima dan lain sebagainya.
Situasi demikian
telah menyebabkan rakyat semakin menderita, sehingga kejenuhan Rakyat yang
senantiasa terancam atas keselamatan dan keberlansungan hidupnya, tidak sedikit
Rakyat (Khususnya kaum tani dan pendudukan
Desa) harus bermigrasi ke Kota atau dengan terpaksa mengikuti skema
perdagangan tenaga kerja (Terutama untuk bekerja keluar Negeri sebagai TKI/BMI)
yang dijalankan oleh Pemerintah. Namun seiring meningkatnya kesadaran dan bangkitnya gerakan rakyat atas penindasan
tersebut, tidak sedikit Rakyat yang telah dengan gagah berani mempertaruhkan
hidupnya mengambil posisi berhadapan dengan Aparat (TNI, POLRI maupun Sipil
yang dijadikan Alat pemaksa dari Pemerintah) untuk menuntut dan mempertahankan
haknya.
Situasi Umum Pemuda dan Pendidikan di Indonesia:
Relevansi dan Efisiensi
Pendidikan serta stabilitas angka pengangguran adalah skema Pemerintah dalam
menyediakan tenaga kerja murah yang melimpah bagi Imperialisme.
Dengan berbagai persoalan atas hilangnya
kedaulatan rakyat atas sumber daya alam dan seluruh kekayaan Indonesia, telah
menjebak rakyat dalam berbagai skema penghisapan oleh Imperialisme melalui
perpanjangan tangannya didalam negeri, yaitu borjuasi besar komprador dan Rezim
boneka. Artinya bahwa, sudah menjadi persoalan pokok rakyat Indonesia hingga
saat ini, yaitu perampasan dan monopoli atas tanah baik yang dilakukan oleh
Perusahaan-perusahaan swasta milik Imperialisme ataupun oleh Negara secara
lansung telah mengantarkan rakyat Indonesia dalam jurang kemiskinan yang
mendalam. Dengan kenyataan bahwa mayoritas (Mencapai 65%) populasi Indonesia
adalah kaum tani, seiring perampasan dan monopoli atas tanah yang kian massif
diseluruh wilayah Indonesia secara terus menerus menambah angka buruh tani yang
semakin besar, bahkan menduduki jumlah terbesar dari total jumlah petani yang
ada.
Dengan kondisi
demikian, sudah pasti mengakibatkan semakin hilangnya mata pencaharian sebagian
besar rakyat Indonesia, ditambah lagi dengan persoalan sistem pendidikan di
Indonesia yang sama sekali taidak mampu mengakomodir kepentingan Rakyat, untuk
dapat memecahkan persoalannya secara mandiri dengan seluruh potensi yang dimiliki
dan kekayaan alam Indonesia. Dimana pendidikan sebagai topangan mendasar akan
maju dan berkembangnya kebudayaan suatu bangsa yang tercermin dalam
kemampuannya memecahkan setiap persoalan yang ada disekitarnya baik secara politik,
ekonomi maupun kebudayaan. Kenyataan pendidikan di Indonesia sudah sangat jauh
dari perspektif dan Orientasinya untuk memajukan budaya dan mensejahterakan
Rakyat Indonesia. Hal tersebut, tampak dari sistem penyelenggaraan, pembiayaan
dan kurikulum yang jauh dari kenyataan hidup Rakyat.
Sementara itu,
ditengah perampasan dan monopoli tanah yang meluas dan, disorientasi pendidikan
yang menghambat berkembangnya sumberdaya manusia yang ada, Pemerintah juga
tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang merata dan dapat diakses oleh seluruh
Rakyat sebagai jaminan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, telah menciptakan
angka pengangguraan yang melimpah. Besarnya angka pengangguran tersebutlah yang
kemudian menjadi salah satu primadona akan dagangan pemerintah untuk menarik
investasi ataupun perdagangan tenaga kerja murah baik didalam negeri maupun
diluar Negeri.
Untuk tenaga kerja
yang dijual keluar Negeri (BMI), telah ditargetkan oleh pemerintah untuk dapat melakukan Eksport tenaga kerja dengan
jumlah yang besar (Minimal 1 juta pertahun) dengan dalih untuk mengurangi angka
pengangguran dan meretas kemiskinan. Buruh migrant yang telah disebarkan
keberbagai negeri (Kurang lebih 40 Negara) telah memberikan devisa yang besar
bagi Negara (menempati urutan kedua tertinggi) dalam sumber pendapatan Negara. Saat
ini Indonesia berhasil meningkatkan ekspor buruh migran hingga lebih dari 8
juta orang di Luar Negeri dengan kontribusi remitansi sebesar Rp 100 triliun
per tahun.
Dilain sisi, Buruh migrant juga tidak terbebaskan dari
persoalan perampasan atas upah dan tidak adanya jaminan perlindungan dari
pemerintah, karenanya tidak heran jika banyak BMI yang pulang dengan tangan
kosong, meninggalkan hutang, bahkan tidak sedikit yang pulang tak bernyawa akibat
tindak kekerasan ataupun penyiksaan yang dilakukan oleh majikan diluar Negeri. Ironisnya,
dari berbagai kasus yang ada
pemerintahan SBY-Boediono tidak pernah memberikan pertanggungjawaban
yang kongkrit atas persoalan-persoalan yang dialami BMI dan keluarganya.
Pemerintah justeru jauh lebih sibuk menunjukkan pertanggung jawabannya dengan
politik pencitraan dan pembenaran atas apa yang sudah dilakukan, seperti
pembentukan satgas-satgas yang hanya menghabiskan anggaran negara dan tidak
berhenti melakukan perampasan upah terhadap BMI.
FMN sebagai Alat Perjuangan Pemuda-Mahasiswa dan
ter-Integrasi dalam Perjuangan Rakyat
Problem
pemuda atas pendidikan, lapangan pekerjaan, ketersediaan dan produktifitas
lahan pertanian tidak terlepas dari ancaman imperialisme melalui berbagai
bentuk kebijakan dan skema penghisapan. Persoalan pengangguran juga tidak
terlepas dari upaya negeri-negeri imperialis untuk membuat perekonomian tidak
berkembang pesat dan maju melalui sebuah industri nasional yang kuat dan
reforma agraria sejati sebagai dasarnya. Hal ini untuk memudahkan proses
eksploitasi terhadap tenaga kerja murah dan penguasaan sumber-sumber agraria
serta berjalannya berbagai skema penindasan lainnya didalam negeri oleh
negeri-negeri imperialis. Sementara Rezim boneka dengan watak anti Rakyat
seperti SBY-Boediono yang telah terbukti paling setia terhadap tuan
Imperialisnya dibandingkan rezim-rezim sebelumnya, akan selalu bersedia
menyerahkan seluruh sumber kekayaan didalam negeri dengan suka rela. Dengan pemaparan di atas, maka pemuda dan
mahasiswa di Indonesia memiliki beberapa tugas-tugas penting yaitu:
1.
Membangkitkan,
mengorganisasikan dan menggerakkan massa mahasiswa untuk menuntut hak-hak
demokratis-nya.
Atas dasar
kenyataan kongrit persoalan Pemuda dan Mahasiswa atas lapangan pekerjaan,
Pendidikan yang makin tidak terjangkau dengan kualitas yang rendah, maka
menggencarkan Perjuangan atas “Sistem
Pendidikan Nasional yang ilmiah, Demokratis dan Mengabdi pada rakyat”
sebagai salah satu program utama dari gerakan Pemuda dan Mahasiswa.
Selanjutnya, yang harus dipahami oleh seluruh jajaran Anggota FMN khususnya,
Pemuda dan Mahasiswa pada umumnya, bahwa hal tersebut hanya bisa dicapai ketika
massa pemuda dan mahasiswa bangkit, berorganisasi dan bergerak bersama.
Karenanya, Organisasi-organisasi massa pemuda dan mahasiswa termasuk Front
Mahasiswa Nasional (FMN), harus menyadari betul bahwa pekerjaan-pekerjaan
membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa mahasiswa adalah hal
pokok dalam setiap aktifitas yang
dilakukan.
Membangkitkan kesadaran massa atas persoalan-persoalan konkret
yang dihadapi hingga pada tingkat pemahaman lebih kompleks akan akar persoalan
penindasan imperialisme, feodalisme dan kapitalisme birokrat. Hal tersebut
kemudian hanya bisa dijawab ketika kerja-kerja pendidikan dan propaganda terus
dilakukan secara Intensif, Massif dan, berkelanjutan, baik secara solid maupun
luas ditengah-tengah massa. Tanpa membangkitkan massa, maka sulit bagi sebuah
organisasi massa mahasiswa untuk bisa mengorganisasikan ataupun menggerakan
massa mahasiswa dalam memperjuangkan hak-hak demokratisnya.
Dengan berlandaskan
pada kesadaran bahwa hanya kekuatan massa yang bisa melakukan perubahan, maka
pekerjaan Mengorganisasikan massa
adalah langkah untuk bisa menghimpun kekuatan massa seluas mungkin. Disinilah
peran organisasi sebagai alat perjuangan massa untuk mencapai cita-cita
perjuangan sangat dibutuhkan. Hanya massa yang terorganisir dengan baik,
dipandu oleh garis politik yang tepat dan di bawah kepemimpinan organisasi yang
tepat yang akan bisa melakukan perubahan. Pengorganisasian massa dengan
bertopang pada propaganda sekaligus pengorganisasian solid adalah kunci utama
dalam mengorganisasikan massa. Menekankan pembangunan basis pokok mahasiswa
(Kampus) dengan memadukan kerja propaganda dan pendidikan solid dan luas,
pembentukan grup-grup pengorganisasian solid di tingkat kampus menjadi
tugas-tugas mendesak untuk membesarkan gerakan massa mahasiswa.
Selanjutnya, Menggerakan massa mahasiswa setelah
kesadarannya dibangkitkan dan diorganisasikan dalam sebuah organisasi, adalah
langkah untuk keluar dari segala persoalan yang dihadapi massa. Karena hanya
dengan jalan perjuangan massa, tuntutan-tuntutan massa bisa diperjuangkan.
Perjuangan massa juga nantinya akan melahirkan pimpinan-pimpianan massa. Untuk
itulah perubahan disebut “karya massa”.
2.
Membangun
Persatuan (Front) bersama kekuatan pemuda dan mahasiswa di Indonesia untuk
memperjuangkan hak-hak demokratis pemuda dan mahasiswa
Dalam
memperjuangkan hak-hak demokratis pemuda dan mahasiswa, maka diperlukan juga
persatuan dari seluruh kekuatan pemuda dan mahasiswa dengan membangun front
sektoral pemuda dan mahasiswa. Organisasi-organisasi massa mahasiswa,
lembaga-lembaga mahasiswa, unit-unit kegiatan mahasiswa hingga
komunitas-komunitas mahasiswa di kampus, harus menyadari bahwa pemenuhan
hak-hak demokratis pemuda dan mahasiswa, baik di kampus hingga yang berkaitan
langsung dengan kebijakan pemerintahan secara umum terhadap pemuda dan
mahasiswa, harus diperjuangkan secara bersama-sama.
Membangun persatuan
pemuda dan mahasiswa dalam memperjuangkan hak-hak demokratisnya, memiliki arti
penting sebagai sebuah tugas untuk memperbesar dan memperluas pengaruh gerakan
massa demokratis di kalangan massa pemuda dan mahasiswa secara luas, untuk
dapat memenangkan setiap tuntutan dan memecahkan setiap persoalannya.
Memperkuat persatuan di gerakan massa demokratis pemuda dan mahasiswa sekaligus
sebagai bagian dari upaya untuk meng-isolir atau mengucilkan kekuatan klik
paling reaksioner di Indonesia, mulai dari tingkat kampus hingga tingkat
nasional.
3. Mengabdi pada rakyat dengan mencurahkan seluruh
tenaga dan pikiran untuk meningkatkan taraf kebudayaan rakyat Indonesia
Tugas ini merupakan
salah satu tugas mulia yang harus diemban oleh gerakan pemuda dan mahasiswa di
Indonesia. Disadari bahwa sistem pendidikan yang tidak ilmiah, tidak demokratis
dan tidak mengabdi pada rakyat, telah mengakibatkan tingkat kebudayaan rakyat
Indonesia sangat terbelakang. Jumlah putus sekolah dan angka buta huruf yang
masih cukup tinggi, setidaknya menjadi cerminan betapa masih terbelakangnya
tingkat kebudayaan rakyat Indonesia.
Gerakan pemuda dan
mahasiswa yang memiliki tingkat mobilitas sosial dan politik yang cukup tinggi,
serta dibekali dengan sejumlah kecakapan ilmu dari bangku kuliah, mau tidak mau
harus berupaya memecahkan hal tersebut dengan mencurahkan segala tenaga dan
pikiran demi meningkatkan kemajuan kebudayaan rakyat Indonesia. Saling
merangkul dan Integrasi menyelami kehidupan rakyat, terutama klas buruh , kaum
tani dan kaum miskin perkotaan—melalui kegiatan-kegiatan pelayanan sosial di
bidang pendidikan, kebudayaan, olahraga dan kesehatan kepada rakyat secara
sukarela dan cuma-cuma harus dijadikan sandaran sebagai salah satu bentuk
pengabdian pemuda dan mahasiswa kepada rakyat Indonesia.
Hal ini juga
ditujukan untuk terus memperteguh keyakinan pemuda dan mahasiswa agar selalu
setia dalam berjuang. Karena hanya dengan mengetahui secara langsung kenyataan
konkret kehidupan rakyat tertindas Indonesia, pemuda dan mahasiswa bisa
menyadari sesungguhnya realitas kemiskinan dan keterbelakangan yang dihadapi
oleh rakyat Indonesia. Karena kenyataan tentang kehidupan rakyat Indonesia,
tidak didapatkan dari bangku kuliah yang terus mendidik mahasiswa dengan
ide-ide atau nilai-nilai imperialisme dan feodalisme melalui sistem pendidikan
yang dijalankan oleh Pemerintah yang semakin Liberal, dan jauh dari esensi dan
hakekat dari pendidikan itu sendiri.
4. Terlibat aktif bersama seluruh rakyat Indonesia
dalam front multisektor untuk memperjuangkan hak-hak demokratis seluruh rakyat
Indonesia
Gerakan pemuda dan
mahasiswa bukanlah sebuah gerakan yang terpisah dari gerakan rakyat Indonesia
lainnya. Gerakan pemuda dan mahasiswa adalah satu kesatuan atau menjadi bagian
dari perjuangan dan gerakan rakyat di Indonesia secara keseluruhan. Untuk itu,
dalam upaya memperjuangkan hak-hak demokratis rakyat sekaligus sebagai upaya
melawan dominasi imperialisme dan rejim boneka-nya di Indonesia, gerakan pemuda
dan mahasiswa harus selalu sigap dan cepat dalam merespon setiap persoalan yang
dialami oleh Rakyat, baik persoalan pokok rakyat yang telah mengakar kuat bersama sistem yang terus dipertahankan
oleh pemerintah saat ini, maupun dalam merespon setiap isu dan perkembangan
Situasi yang muncul secara Insidensial, Kasuistik ditengah massa rakyat saat
ini yang sejatinya adalah akibat dari sistem yang dipertahankan oleh Pemerintah
tersebut.
Selanjutnya, Pemuda
dan Mahasiswa harus terlibat aktif dalam membangun front multisektor yang
terdiri dari seluruh kekuatan rakyat Indonesia yang anti imperialisme dan anti
feodalisme. Front multisektor yang terdiri dari berbagai kekuatan rakyat yang
anti imperialisme dan anti feodalisme tersebut, harus diupayakan berdasarkan
persekutuan kekuatan pokok kelas buruh dan
kaum tani di bawah kepemimpinan kelas buruh. Hanya front multisektor
demikianlah, yang sanggup memperluas
pengaruh gerakan massa demokratis di kalangan massa rakyat luas dan mengucilkan
klik paling reaksioner di Indonesia.
Peranan aktif
gerakan pemuda dan mahasiswa di dalam front multisektor ini adalah siap
berjuang dan bahu membahu dengan kekuatan klas buruh dan kaum tani dalam
menggelorakan perjuangan massa. Gerakan pemuda dan mahasiswa harus menunjukkan
bahwa pemuda dan mahasiswa patriot muda sejati dan pelayan setia bagi rakyat
Indonesia yang siap sedia selalu bersatu dan berjuang bersama rakyat untuk
menegakkan demokrasi dan kemerdekaan sejati bagi bangsa dan rakyat di negeri
ini.
5. Membangun front internasional dengan gerakan
pemuda dan mahasiswa serta rakyat di dunia atas dasar solidaritas internasional
anti imperialisme
Perampokan dan
perang agresi imperialis terhadap negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan
yang dipimpin oleh imperialis Amerika Serikat (AS), telah mengakibatkan rakyat
di berbagai belahan dunia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan, tak
terkecuali bagi Indonesia.
Demi nafsu
menguasai sumber-sumber minyak dan berbagai sumber kekayaan alam lainnya,
eksploitasi terhadap tenaga kerja murah dan penguasaan pasar, imperialisme
pimpinan AS tidak saja berupaya menancapkan dominasinya secara politik, ekonomi
dan budaya di suatu negeri, tetapi bahkan secara militer. Hal ini dibuktikan
dengan invasi yang pernah dilakukan imperialis AS ke Afghanistan, Irak,
Lebanon, Libya, Suriah maupun provokasi-provasi yang dilakukan terhadap
berbagai Negeri. Imperialis AS adalah sang barbar yang selalu haus darah dan
membunuh ratusan ribu hingga jutaan rakyat tak berdosa hanya untuk memenuhi
nafsu serakah kaum kapitalis monopoli internasional.
Dominasi
imperialisme juga telah mengancam hak-hak pemuda dan mahasiswa di berbagai
belahan dunia. Terjadi monopoli ilmu pengetahuan dan teknologi di tangan
Negara-negara imperialis dan perusahaan-perusahaan raksasa kaum kapitalis
monopoli internasional. Diberlakukannya privatisasi pendidikan sebagai komoditi
jasa yang telah diatur dalam organisasi perdagangan dunia (WTO), pencabutan
subisidi pendidikan termasuk di negeri-negeri induk imperialis hingga
pembatasan lapangan pekerjaan bagi kaum pemuda. Hal yang telah menimbulkan
kebangkitan perlawanan kaum pemuda dan mahasiswa di berbagai belahan dunia
dalam tahun-tahun belakangan ini, sebagaimana yang terjadi di Prancis, Spanyol,
Jerman, Italia, Yunani, Inggris bahkan di Amerika Serikat sendiri. Demikian
pula gerakan Pemuda dan Mahasiswa dikawasan Asia yang juga tidak kalah
meluasnya dalam menuntut kesetaraan atas akses pendidikan, penolakan penaikan
biaya pendidikan dan pemotongan subsidi pendidikan dan ketersediaan atas
lapangan Pekerjaan.
Dominasi
imperialisme AS dan rejim boneka-nya di berbagai belahan dunia, juga telah
menciptakan krisis yang terus menajam sehingga telah melahirkan kebangkitan
perlawanan rakyat dari negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan. Di Amerika
Latin, tampil rejim-rejim populis seperti Hugo Chavez dan Evo Morales yang
dengan lantang berani menentang dominasi imperialisme AS. Di timur tengah,
rakyat Irak, Iran, Lebanon dan Palestina tidak berhenti untuk terus menunjukkan
perlawanannya terhadap dominasi imperialis AS. Di India, Nepal, Filipina,
Turki, Mesir, Yaman dan Suriah perlawanan rakyat juga tidak pernah surut
terhadap dominasi imperialis dan rejim boneka-nya.
Untuk
itulah, sangat penting bagi gerakan pemuda dan mahasiswa di Indonesia, untuk
membangun front internasional bersama gerakan pemuda dan mahasiswa serta rakyat
di dunia sebagai bagian dari perjuangan seluruh rakyat di dunia melawan
dominasi imperialis AS. Front internasional tersebut, didasarkan atas dasar
perjuangan anti Imperialisme dan solidaritas perjuangan internasional yang
menekankan perjuangan pokok pada perjuangan massa di dalam suatu negeri
terhadap dominasi imperialisme dan rejim boneka-nya.
B. Sejarah
dan Perkembangan FMN dari Tahun ke Tahun
1. FMN
Lahir seiring meningkatnya gerakan Rakyat dibawah Kuasa Rezim Fasis Orde Baru
Front Mahasiswa Nasional (FMN) adalah sebuah organisasi
massa mahasiswa yang lahir atas dialektika (Perkembangan) sejarah dan situasi
objektif yang ada dalam perkembangan Masarakat Indonesia. Perjalanan FMN telah
dirintis sejak dimana upaya pemberangusan gerakan Rakyat terjadi begitu keras
oleh Diktator Orde Baru (Soeharto), tidak terkecuali terhadap Gerakan Mahasiswa
yang dikekang dengan kebijakan yang sampai saat ini dikenal dengan “Normalisasi Keamanan Kampus dan Badan
Koordinasi Kampus (NKK-BKK)”.
Dalam
cengkaraman Rezim fasis orde baru, 32 Tahun Rakyat Indonesia terbelenggu atas
keterbelakangan yang demikian dalam, kemiskinan yang begitu meluas, tindak
kekerasan dan tindakan anti Demokrasi yang begitu nyata serta berbagai bentuk
penindasan lainnya.
Seiring
penindasan dan kesengsaraan Rakyat yang begitu hebat, telah lahir bebagai
Organisasi yang dijadikan sebagai alat perjuangan bagi Rakyat disetiap Sektor.
Perkembangan gerakan rakyat yang tak pernah surut dalam upaya memperjuangkan
haknya, telah dihadapkan dengan berbagai kebijakan dan tindakan pemberangusan
oleh Pemerintahan Orde baru yang otoriter. Hampir sebagaian besar organisasi
Rakyat dibekukan, gerakan rakyat terus ditumpulkan dengan berbagai tindakan
reaksi dan penuh dengan provokasi. Hingga penguhujung tahun 80an dan memasuki
awal tahun 90an, pelarangan Organisasi dan pemberangusan gerakan rakyat tak
hentinya terus ditumpas. Hal tersebut, tidak terkecuali terhadap Organisasi-organisasi
dan berbagai bentuk gerakan Mahasiswa.
Selain dengan pelarangan dan pembekuan
Organisasi, pelarangan menjalankan aktifitas budaya mupun politik didalam
Kampus, Gerakan mahasiswa juga tidak terhindarkan dari pemberangusan hingga
kampus-kampus bahkan dengan menggunakan kekuatan Militer yang tentunya tidak
sedikit mengakibatkan korban bagi Mahasiswa, baik yang terluka, tertangkap
maupun kehilangan Nyawa. Dalam situasi demikian, pelarangan Aktifitas budaya
dan politik didalam kampus, berorganisasi dan mengemukakan pendapat, Pemerintah
juga telah memberlakukan suatu kebijakan sebagai skema pengekangan yang hingga
sekarang masih dikenal dengan “Normalisasi
keamanan kampus dan Badan Koordinasi Kampus (NKK-BKK)”.
Meski demikian, Situasi objektif Rakyat
yang begitu kelam akibat hantaman Krisis moneter di Tahun 1990an dan berbagai
skema penindasan Orde baru dengan berbagai bentuk ancaman, terror dan tindak
kekerasan tidak pernah menyurutkan semangat Rakyat untuk terus membangun
persatuan dan mengembangkan diri untuk melakukan perlawanan secara kolektif.
Begitu pula gerakan Pemuda dan Mahasiswa dengan ciri khususnya yang dinamis dan
aktif serta kemampuan analisisnya yang tajam selalu menjadi topangan gerakan
rakyat disektor lainnya. Bangkitnya gerakan rakyat yang kian meluas sampai pada
tumbangnya Soeharto tahun 1998, kembali membuktikan kemampuan dari kekuatan
massa. Sebagai bagian dari sejarah gerakan Rakyat Indonesia peristiwa tersebut
dikenal dengan gerakan Reformasi 1998.
Semangat persatuan dan perlawanan Mahasiswa
saat itu tampak dari Eksisnya berbagai Organisasi pemuda dan mahasiswa yang
terus melakukan pengorganisiran dan perlawanan, meskipun sebagian besar
dilakukan dengan cara terturtup. Hal tersebut juga tampak dari munculnya
berbagai Organisasi mahasiswa diberbagai daerah yang kian massif. Itulah yang
dikemudian hari menjadi Embrio lahirnya FMN yang terus meluas dan semakin solid
melalui Komunikasi Intensif dan pertemuan-pertemuan tingkat kota hingga
Nasional. Melalui pertemuan nasional yang diselenggarakan di Bandung pada tahun
1997 kemudian terbentuk sebuah jaringan nasional sebagai identitas dan wadah
persatuan yang dibangun.
Ide dan inisiatif maju terus bermunculan
dari internal Jaringan melalui pertemuan-pertemuan dan komunikasi yang dibangun
untuk menyatukan diri dan melakukan penilaian atas perkembangan pekerjaan dan
situasi kongkrit dimasing-masing daerah. Peretemuan-pertemuan tersebut kemudian
membuahkan hasil yang semakin maju, ditandai dengan berkembang dan menguatnya
jaringan menjadi sebuah organisasi mahasiswa nasional dengan nama Forum
Mahasiswa Nasional. Sejak itu FMN terus melakukan perluasan dan melakukan
pembenahan di Internal organisasi, membangun komite-komite organisasi dari
tingkat pusat (nasional) hingga kampus dan mulai menggunakan identitas FMN
dalam perjuangan politik organisasi.
Setelah melalui proses dan perjalanannya
yang cukup panjang, akhirnya di tahun 2003 FMN dideklarasikan menjadi
organisasi massa mahasiswa nasional melalui acara Kongres Pendirian Organisasi
(founding Congress) di Balai Rakyat
Utan Kayu-Jakarta. Dalam momentum bersejarah tersebut, hadir 700 anggota FMN dari berbagai kota dan
kemudian 740 orang anggota mengikuti aksi Nasional perdana FMN di Jakarta.
Melalui forum kongres pendirian tersebut pula terjadi peralihan nama dari Forum Mahasiswa Nasional menjadi Front Mahasiswa Nasional. Acara Funding
Congress tersebut, kemudian ditetapkan sebagai hari lahir FMN, yaitu tanggal 18
Mei 2003 yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh jajaran anggota disetiap
levelan Organisasi.
2. FMN
Menemukan Kualitas termajunya secara Politik dan Gerakan Pembetulan 2006-2008
Implementasi Kritik Oto Kritik
Paska Funding Congress di Jakarta,
Operasionalisasi Organisasi terus dijalankan dengan meletakkan upaya-upaya
penguatan menjadi pekerjaan utama dari badan pimpinan Nasional yang dibentuk
melalui Funding Kongres. Seiring dinamika Organisasi yang terus berkembang
secara kualitas dan kuantitas, tidak dapat dihindari berbagai fenomena dan
penyakit yang menjangkiti badan pimpinan yang ada saat itu. Dengan semangat
persatuan yang tinggi dan kerja keras dalam upaya memperbaiki, memperbesar dan
memperkuat Organisasi, sehingga pada tingkat termajunya saat itu, FMN telah
menetapkan garis Politiknya yang “Anti Imperialisme, Anti Feodalisme dan Anti
Kapitalisme Birokrat” melalui Kongres I yang diselenggarakan di Bandar
Lampung pada Bulan Mei tahun 2004, bertepatan dengan Hari lahir FMN yang ke-2.
Dengan berbagai pelajaran penting dan
berharga yang diraih selama dua tahun, baik secara teori maupun praktek bagi
terciptanya Ormas Mahasiswa dengan garis politik dan langgam kerja yang tepat,
dua tahun kemudian diselenggarakan kembali Kongres II, pada bulan September
2006 di Bandung dengan semangat meneguhkan diri sebagai Organisasi Massa
Mahasiswa dengan karakter perjuangan Demokrasi Nasional. Gerakan pembetulan
demi pembetulan atas organisasi terus dilakukan dan ditancapkan untuk
meneguhkan langgam kerja dan merapikan pekerjaan-pekerjaan organiasasi,
mencakup wilayah politik dan organisasi.
Gerakan
Pembetulan Organisasi sebagai salah satu rekomendasi dari
Kongres II tersebut, tiada lain adalah sebagai upaya untuk terus memperkuat
Internal secara politik dan Organisasi, dengan keteguhan pada prinsip dan garis
perjuangan yang akan manifest dalam semangat dan sikap hidup seluruh jajaran
anggotanya sehari-hari, baik dalam memecahkan persoalan domestiknya, persoalan
dalam menjalankan pekerjaan Organisasi, sampai pada sikap melayani dan memecahkan persoalan massa. Gerakan pembetulan
dilandaskan atas kesadaran dan sebagai dasar untuk meraih cita-cita yang kita
inginkan. Dari semangat gerakan pembetulan tersebut tentu telah memberikan
banyak capaian bagi Organisasi, namun demikian tentunya juga banyak menemukan
kendala, terutama dalam memahami secara Komprehensif Makna dari Gerakan pembetulan. Wujud lansung dari gerakan pembetulan tersebut,
salah satunya adalah perubahan beberapa dokumen organisasi kita pada Kongres II
FMN dengan lahirnya Program Perjuangan, perubahan konstitusi terkait dengan
perubahan bendera, prinsip-prinsip organisasi, azaz perjuangan dan susunan
organisasi, yaitu dengan menetapkan basis terendah organisasi ialah Kampus, dengan harapan akan meningkatkan
pekerjaan membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa secara lebih
luas akan mampu segera kita rasakan dampak dan hasilnya dikemudian hari.
C. FMN
dengan Perkembangannya saat ini
Dengan memahami bahwa persoalan sektoral
yang dihadapi oleh Mahasiswa maupun Pemuda secara umum, tidak terlepas dari
persoalan rakyat disektor lainnya, FMN terus menghubungkan diri dan terlibat
aktif dalam perjuangan rakyat disektor lainnya (buruh, tani, kaum miskin kota,
dan kaum perempuan) untuk memperjuangkan hak-hak demokratisnya serta untuk
terus memperluas dan memperkuat semangat pengabdian kepada Rakyat dan
Perjuangan. Sehingga pada Kongres ke-III di Mataram pada Bulan Maret 2009,
selain terus menegaskan Garis Politik dan Organisasinya, Memperkuat dan
memperluas Organisasi, FMN kembali meneguhkan diri sebagai Organisasi yang akan
terus secara konsisten mendukung dan terlibat aktif dalam perjuangan Rakyat
disektor lainnya.
Didasarkan pada semangat tersebut, terus
berupaya memecahkan kebuntuan-kebuntuan dalam menjalankan pekerjaan Organisasi
sebagai simpulan atas pengalaman kerja selama 2 (Dua) tahun sebelumnya, secara
kollektif terus menilai setiap pengalaman praktek untuk dapat menemukan metode
dan taktik dalam menjalankan kerja massa, khususnya dalam kerja “Membangkitkan,
Mengorganisasikan dan Menggerakkan Massa” sehingga dapat dengan mudah diterima
ditengah-tengah massa, sehingga selain amandemen atas beberapa poin dalam
Konstitusi, Program perjuangan, Kongres III di Mataram juga mengamanatkan untuk
diselenggarakannya Konferensi Nasional Pendidikan dan Kerja Massa, guna
memeriksa dan merumuskan metode kerja massa, Sistem pendidikan dengan seluruh
kurikulumnya.
Melalui Konferensi Nasional Pendidikan dan
Kerja Massa (KONFERNAS Pendidikan dan Kerja Massa Komprehensif) dan Pleno III
DPP yang melibatkan Pimpinan Cabang dan Ranting (Delegatif) telah menghasilkan
beberapa perubahan. Perubahan tersebut terletak pada perubahan kurikulum
pendidikan dan beberapa Program yang akan dijalankan selama minimal 6 (Enam)
bulan berikutnya hingga Kongres selanjutnya. Dalam perjalanannya, Implementasi
dari program dan beberapa perubahan pada kurikulum pendidikan tersebut,
tentunya memberikan implikasi bagi Organisasi baik adanya suatu perkembangan
sebagai capaiannya ataupun beberapa kelemahan dan penurunan yang harus dipahami
sebagai kritik oto kritik yang harus dibetulkan kedepannya.
1. Organisasi menemukan berbagai kelemahan sebagai kendala dalam menjalankan setiap pekerjaan
Paska Kongres III
di Mataram, tahun 2009. Dalam usianya yang ke 6 (Enam) Tahun, Secara bertahap, seiring perjalanan waktu ditengah terus bangkitnya
gerakan massa secara Nasional, dengan berbagai dinamika Organisasi dengan berbagai
persoalan didalamnya, FMN terus berupaya memperbaiki setiap kelemahan dan kekurangan didalam Organisasi, sehingga dapat dengan maksimal terus melayani massa secara Konsisten.
Semangat dan arti
penting dari penyelenggaraan KONFERNAS Pendidikan dan Kerja Massa yang diamanatkan oleh Kongres III tentunya
adalah sebagai upaya untuk terus memperbaiki, memperbesar dan memperkuat
Organisasi. Dengan menyederhanakan,
mengurangi ataupun menggabungkan beberapa materi dalam kurikulum pendidikan
kita adalah sebagai upaya untuk bisa menjelaskan garis dan kebijakan Organisasi
secara sederhana dan dapat dengan mudah dipahami dan dimengerti oleh Anggota
dan massa, sehingga kita dapat dengan lebih mudah membangkitkan dan meningkat
kesadsaran massa dan Anggota dan dapat merangkul massa jauh lebih besar dengan
tingkat konsolidasi yang Tinggi.
Dengan
terlaksananya Konfernas pendidikan dan kerja massa, kita telah dapat
menerbitkan satu modul dan kurikulum pendidikan baru dengan setiap jenjangnya.
Kita juga telah dapat menerbitkan beberapa panduan kerja Organisasi dengan
spesifikasi-spesifikasi khusus sebagai panduan teknis dan pelaksana bagi
seluruh jajaran Anggota dalam menjalankan seluruh aktifitas dan pekerjaan
Organisasi. Kita juga telah berhasil menyelenggarakan “Training Of Trainer
(TOT)” sebagai upaya untuk mencetak Instruktur-instruktur pendidikan
Organisasi, yang telah diselenggarakan diseluruh Cabang FMN disetiap Kota.
Dengan seluruh
upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh Seluruh jajaran Anggota disetiap
levelan Organisasi untuk memperkuat Internal, memperluas jangkauan dan
memperbesar pengaruh ditengah-tengah massa, kita telah menemukan banyak persoalan yang dialami oleh Organisasi sebagai salah satu kendala dalam memaksimalkan setiap upaya perjuangan. Sehingga dengan situasi demikian, adanya beberapa penurunan didalam Organisasi adalah kondisi yang tidak dapat dihindarkan. Namun tentunya, dengan kondisi tersebut juga telah memberikan banyak pelajaran berharga dan semakin menambah semangat yang lebih besar untuk menjalankan seluruh pekerjaan secara Maksimal ditengah-tengah Massa.
2. Perkembangan
Organisasi yang kembali menguat dan terus meningkat adalah Hasil Kerja keras
dan Semangat yang tinggi seluruh jajaran Organisasi yang harus di Apresiasikan
Melalui forum Pleno
DPP ke V (Lima) yang diperluas dengan melibatkan perwakilan dari Cabang dan
Ranting pada Bulan Desember bulan 2011 lalu, Organisasi telah dapat menilai dan
mengambil suatu kesimpulan atas berbagai kelemahan dan kendala serta capaian-capaian yang telah diraih oleh Organisasi.
Dalam perkembangan
saat ini, patut diketahui dan disadari pula oleh seluruh jajaran Organisasi, bahwa
seiring perkembangan situasi politik secara nasional maupun perkembangan
situasi dan kenyataan penderitaan Rakyat yang semakin hebat, demikian pula
gerakan Rakyat terus menunjukkan eskalasinya yang terus meningkat. Dengan
konsistensi seluruh jajaran Organisasi dalam menjalankan Resolusi Organisasi
dan ditopang dengan kerja keras dan semangat yang luar biasa untuk terus
berupaya memperbaiki, memperkuat dan memperluas Organisasi, serta yang paling
pokok adalah semangat pelayanan pada massa dan pengabdian pada perjuangan yang
tinggi, telah memberikan hasil yang signifikan pada perkembangan Organisasi
secara politik dan Organisasi.
Dalam berbagai
momentum dan situasi yang ada, Organisasi telah dapat menunjukkan
kemandiriannya secara Politik serta keteguhan dan konsistensinya yang ambil
bagian dalam setiap bentuk perjuangan Rakyat. Demikian pula dilapangan
Organisasi, meskipun belum menjadi suatu capaian yang besar, Organisasi telah
kembali menunjukkan kemandiriannya dilapangan Organisasi yang ditunjukkan
dengan adanya peningkatan dalam jumlah konsolidasi, peningkatan jumlah Anggota
hingga terdapatnya kampus-kampus dan Cabang baru Organisasi yang menunjukkan
meluasnya jangkauan dan pengaruh Organisasi ditengah-tengah massa. Hal tersebut
juga ditunjukkan dari meningkatnya kepercayaan massa terhadap FMN yang dapat
diidentifikasikan dengan diterima dan didukungnya analisis, statemen maupun garis Organisasi (FMN) baik analisis atas
situasi sektoral maupun situasi dan problem rakyat lainnya sebagai rujukan dalam menetapkan sikap dan tindakan
Organisasi dalam menyikapi berbagai situasi.
Dengan setiap
capaian tersebut, maka patutlah kita memberikan Apresiasi setinggi-tingginya bagi Seluruh Anggota dan massa serta
segenap jajaran pimpinan disetiap levelan Organisasi yang senantiasa penuh
semangat dan Konsistensi yang tiada kenal kata menyerah dalam upaya memperbesar
dan memperkuat organisasi dengan terus memperbaiki setiap kelemahan dan
kekeliruan yang ada didalam Organisasi. Selanjutnya, tugas kita untuk kembali
terus saling menguatkan, bahu-membahu untuk mempertahankan dan terus
meningkatkan setiap capaian yang telah diraih untuk dapat secara terus menerus
menggencarkan perjuangan didalam kampus dan senantiasa mengabdikan diri pada
rakyat dan perjuangan.
D. Yang
harus di lakukan oleh FMN
1. Lakukan
Pemeriksaan atas situasi Organisasi dengan sungguh-sungguh dan Mendalam
Dampak
dari berbagai kekeliruan dan kelemahan yang ada, telah kita
lihat dan rasakan berbagai dampaknya terhadap Organisasi. Karenanya, hal yang
tidak boleh luput dari kita (seluruh jajaran Organisasi) dalam menjalankan setiap
aktifitas Organisasi adalah pemeriksaan atas setiap perjalanan dan perkembangan
setiap pekerjaan maupun situasi didalam organisasi secara menyeluruh, sehingga
kita dapat mengidentifikasikan secara cepat setiap kelemahan dan kekeliruan
maupun setiap capaiannya yang tentunya kemudian harus direspon secara cepat.
Pemeriksaan
atas setiap perkemabangn tersebut tidaklah bisa dilakukan secara asal-asalan
atau serampangan, apalagi tidak melakukannya samasekali. Pemeriksaan situasi
Organisasi atas setiap perkembangannya haruslah dilakukan secara serius,
menyeluruh dan mendalam, sehingga kita
tidak terjebak kedalam penyakit Politik dan Organisasi yang akan sangat
merugikan Organisasi, massa dan perjuangan. Pemeriksaan atas setiap
perkembangan Organisasi tersebut juga harus dapat diikuti dengan pemeriksaan
dan analisis mendalam atas persoalan massa dan setiap perkembangan situasi yang
ada ditengah-tengah massa, sehingga Organisasi dapat dengan segera memberikan
respon, dan memimpin massa secara politik maupun Organisasi dalam menyelesaikan
setiap persoalannya.
2. Displin
atas Kritik Oto Kritik dan Senantiasa Belajar dari Massa
“Kritik
oto Kritik adalah cara memecahkan kontradiksi didalam Internal Organisasi untuk
dapat menemukan penilain dan resolusi yang objektif sebagai solusi atas setiap
persoalan yang ada didalam Organisasi”.
Penggalan kalimat diatas adalah penjelasan dari salah satu dari
5 (Lima) prinsip Organisasi yang telah diatur didalam konstitusi kita, sebagai
panduan dalam menyelesaikan setiap persoalan yang ada didalam Organisasi, baik
persoalan yang meliputi pekerjaan, maupun kontradiksi antar kawan sampai pada
situasi Organisasi secara menyeluruh. Prinsip ini haruslah dipahami dan tetap
dipegang teguh dan ditaati oleh Organisasi dan setiap jajarannya, sehingga
tidak memecahkan persoalan secara serampangan dan subjektif dengan menyerang
(Mengkritik kawan) secara persoanal, ataupun mengkritik dibelakang dan tidak
menjalankan disiplin Organisasi. Hanya dengan cara demikianlah kita dapat
memberikan penilaian atas setiap situasi dan perkembangan Organisasi secara
objektif, sehingga dapat memberikan resolusi yang objektif pula.
Selanjutnya, setiap kesimpulan dan keputusan yang dihasilkan
dalam KOK tersebut haruslah dijalankan secara displin dan konsisten, sehingga
tidak kembali terjebak dalam kesalahan dan kekeliruan yang sama dikemudian
hari.
Demikian pula Halnya dengan “Belajar dari Massa” adalah
salah satu implentasi dari salah satu prinsip Organisasi “Segaris dengan Massa”
yang dimanifestasikan dari objektifitas program yang akan dijalankan oleh
Organisasi yang sesuai dengan keadaan, aspirasi dan tingkat kesadaran massa itu
sendiri. Artinya, harus dipahami bahwa “Perubahan adalah karya Massa” tidak
hanya dimengerti sebagai suatu aktifitas atau aksi dengan melibatkan banyak
Orang dalam memecahkan suatu masalah, akan tetapi hal tersebut harus dapat
dipahami secara Esensial bahwa perubahan yang dimaksud adalah perubahan atas
nasib dan ketertindasan dari massa itu sendiri sehingga hanya dengan bersatu
bersama massa-lah kita dapat melakukan perubahan atas suatu keadaan tersebut.
Sementara itu, haruslah dapat dipahami pula bahwa untuk
dapat melibatkan massa dalam setiap perubahan tersebut haruslah didasarkan pada
kesadaran atas masalahnya yang tidak boleh disimpulkan secara subjektif tanpa
mengamati dan mengkaji secara mendalam atas setiap situasi tersebut. Untuk
dapat melakukan hal tersebut, tiada lain cara yang harus dilakukan adalah hanya
dengan bersatu dan berada ditegah-tengah mereka untuk dapat belajar dan
memahami setiap persoalan, keluhan dan aspirasinya. Hanya dengan cara
demikianlah kita dapat menetapkan progaram yang harus dijalankan oleh
Organisasi secara objektif, khususnya dalam menetapkan program perjuangan dan
pekerjaan membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa untuk
bersama-sama memecahkan setiap persoalan kita dan massa tersebut. Karenanya,
setiap kita haruslah dapat dengan rendah hati mengakui setiap kelemahan dan
kekurangan dan dengan sunguh-sungguh belajar dari massa.
3. Perhebat
Kerja Massa, Semangat dan tulus melayani Rakyat dan Konsisten Mengabdi Pada
Perjuangan.
Dari setiap
analisis kita atas setiap persoalan rakyat yang ada saat ini, baik persoalan sektoral
pemuda dan mahasiswa maupun berbagai persoalan Rakyat disektor lainnya ialah
akibat dari dominasi Imperialisme yang semakin kuat didalam negeri melalui
perpanjangan tangannya didalam Negeri, yakni borjuasi besar komprador dan Tuan
tanah serta Kapitalisme birokrat yang dipimpin oleh Rezim boneka yang juga
terus mengambil keuntungan sebesar-besarnya diatas penderitaan rakyat dengan
senantiasa mengabdikan diri pada Imperialisme.
Dengan kenyataan
atas berbagai situasi dan persoalan bagi pemuda dan mahasiswa dan pendidikan
secara umum, tiada tawaran apapun yang dapat menegasikan kedudukan penting dari
kerja massa secara komprehensif dalam membangkitkan, mengorganisasikan dan
Menggerakkan massa untuk terus memperbesar, memperkuat dan memperluas Organisasi
sebagai alat perjuangan bagi mahasiswa dalam menggencarkan perjuangan dikampus
atas pemenuhan hak sosial dan ekonomi maupun hak demokratisnya. Pekerjaan
tersebut (Kerja massa) harus terus digencarkan, diperhebat dan diperluas hingga
dapat menjangkau massa seluas-luasnya dengan tetap memegang teguh prinsip dan
garis politik Organisasi dan menyandarkan diri pada kenyataan akan keadaan
kongkrit massa, dengan sungguh-sungguh dan disiplin menjalankan setiap
keputusan Organisasi.
Berlandaskan pada
simpulan Analisis yang menjadi dasar atas garis perjuangan kita bahwa dibawah
sistem usang “Setengah Jajahan dan Setengah
Feodal (SJSF)” yang dipertahankan oleh Pemerintah saat ini, maka telah
terang pula bahwa Imperialisme, Feodalisme dan Kapitalisme Birokrat adalah
kontradiksi pokok Rakyat Indonesia yang harus dihancurkan oleh seluruh kekuatan
Rakyat diseluruh sektor yang dipimpin oleh Persatuan klas buruh dan kaum tani.
Dengan kesadaran tersebut, maka tiada hal yang dapat membenarkan kita ataupun
seluruh pemuda dan mahasiswa untuk memisahkan perjuangannya dengan massa Rakyat
disektor lainnya. Perjuangan pemuda dan mahasiswa maupun gerakan pendidikan
secara umum harus terhubung secara kuat dengan perjuangan rakyat disektor
lainnya.
Untuk dapat secara
kuat menyatukan kekuatan dan perjuangan tersebut, maka pemuda dan mahasiswa,
selain dengan memberikan pelayanannya terhadap massa rakyat dengan mengabdikan
segenap keahlian akademiknya (Ilmu pengetahuan) dan kemampuan praktisnya untuk
memajukan kebudayaan massa melalui ktifitas-aktifitas sosial, Pemuda dan
mahasiswa hanya dapat memahami keadaan dan berbagai persoalan Rakyat secara
mendalam ketika pemuda dan mahasiswa berani berada ditengah-tengah massa
(Integrasi) untuk menyelami kehidupannya. Sehingga dapat secara terang dan
mendalam memahami dan merasakan penderitaan yang dirasakan oleh Rakyat.
Pemahaman dan kesadaran tersebutlah yang akan menjadi dasar kesetiaan dan
keyakinan yang teguh bagi pemuda dan mahasiswa untuk selalu setia melayani
rakyat dan berjuang bersama.
Sebagai
penutup, sekali lagi Kami mengajak kepada kita semua untuk Memberikan Apresiasi
setinggi-tingginya (Dengan salut dan Bangga) kepada seluruh Anggota dan massa
serta segenap jajaran pimpinan Orgaisasi disetiap levelan organisasi atas
semangat dan Konsistensinya pada perjuangan yang kita yakini sebagai
keniscayaan dan, seluruh upaya dan kerja keras kita semua yang terus menerus
tanpa lelah berupaya memperbaiki, memperbesar dan memperkuat Organisasi sebagai
alat perjuangan bagi Massa mahasiswa didalam kampus dan penyambung lidah bagi
massa rakyat di luar kampus dengan senantiasa melayani dan terlibat aktif dalam
berbagai bentuk perjuangannya. Terakhir, mari bersama-sama untuk kita terus
saling bahu-membahu, saling memandu dan saling memajukan serta, bersama-sama
sekuat tenaga untuk (Sekali lagi) memperbaiki, memperbesar dan memperkuat
Organisasi.
Atas
nama, segenap Kollektif Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Pusat (PP-DPP) dan
keluarga besar Front Mahasiswa Nasional (FMN), Kami sampaikan kepada kita
semua, kepada massa pemuda dan mahasiswa, kepada massa rakyat dalam semesta
perlawanan “SELAMAT ULANG TAHUN KE-IX”
bagi Front Mahasiswa Nasional (FMN), terus bergerak menuju kualitas
termajunya seiring kedewasaannya, tetap jaya dan selalu menjadi Organisasi
Massa Mahasiswa yang kritis, progressif dan senantiasa tulus melayani massa dan
mengabdi pada Perjuangan.
Jayalah
Front Mahasiswa Nasional!
Hidup
Pemuda dan Mahasiswa!
Hidup
Rakyat Indonesia!
Jayalah
Perjuangan Massa!
Jakarta, 18 Mei
2012
Pimpinan Pusat
Front Mahasiswa
Nasional (FMN)
L. Muh. Hasan Harry
Sandy Ame
Sekretaris Jenderal
1 komentar:
mana gerakan kolektifnya sekarang? saya mengusulkan ada pertemuan secara nasional antar gerakan mahasiswa untk membahas visi nasional gerakan mahasisawa..
Posting Komentar