FRONT
MAHASISWA NASIONAL (FMN)
Menyerap Semangat Sumpah Pemuda Untuk Memaksimalkan
Pengabdian Pemuda dan Mahasiswa pada Rakyat dan Peranannya dalam Perjuangan
Menghancurkan Imperialisme, Feodalisme dan Kapitalisme Birokrat
“Wujudkan Pendidikan Ilmiah, Demokratis dan Mengabdi
Pada Rakyat-Lawan segala bentuk tindakan Anti Demokrasi!”
![]() |
Malam Budaya-Refleksi Sumpah Pemuda. Bundaran Hotel Indonesia, 27/10/12.FKMU.Docs. |
Salam Demokrasi!
Tak terperikaan
penderitaan rakyat selama ratusan tahun dibawah penindasan kolonial Belanda
hingga deklarasi kemerdekaan berhasil di kumandangkan tahun 1945. Penguasaan
atas seluruh sumberdaya alam dan tenaga kerja di bumi nusantara, telah
memberikan keuntungan berlimpah bagi pemerintah kolonial, dilain sisi telah
menaburkan penderitaan yang sedemikian hebat bagi rakyat jajahan.
![]() |
Malam Budaya-Refleksi Sumpah Pemuda. Bundaran Hotel Indonesia, 27/10/12.FKMU.Docs. |
Selain kekayaan alam dan
kesuburan tanah yang terhampar diseluruh penjuru Nusantara sebagai primadona
dunia serta keuntugan berlimpah kolonial Belanda, telah menarik perhatian dunia
untuk ambil bagian menguasai bumi Nusantara.
Kenyataan tersebut yang disadari oleh pemerintah Belanda bahkan telah memicu
pertentangan dari kalangan konservatif dan kaum liberal kolonial untuk
menguasai Nusantara. Dilain sisi, semakin mendorong penghisapannya yang kian
hebat bagi Rakyat. Pemerintah kolonial yang didukung oleh tuan tanah-tuan tanah
lokal terus memperluas penguasaannya atas tanah yang diorientasikan untuk
perluasan perkebunan dan pembangunan Industri serta investasi yang dibuka
secara luas untuk swasta Asing, khususnya untuk negara-negara dikawasan Eropa.
Ditengah penindasan yang
begitu hebat, kalangan pemuda terpelajar telah berhasil mengambil inspirasi
dari bangkitnya gerakan buruh dan tani yang mulai melakukan perlawanan kala
itu. Dari situasi objektif yang ada, serta inspirasi dari gerakan rakyat
tersebut, kalangan muda terpelajar berhasil menyatukan diri setelah melalui
berbagai tahapan panjang dan pemberangusan yang tiada henti dari pemerintah
Kolonial. Namun, semangat persatuan dan perjuangan pembebasan yang tidak pernah
padam telah menjadi batu pijakan yang mengantarkannya pada keberhasilan
menyatukan seluruh gerakan dan organisasi pemuda melalui kongres ke II Pemuda
Indonesia 27-28 Oktober 1928.
Berbagai organisasi dan
kelompok-kelompok study yang berhasil dibangun, dari bentuk yang paling
tradisionil sampai yang paling modern (Ormas dan partai politik) telah berhasil
menjadi kendaraan perjuangannya yang terhubung lansung secara erat dengan
gerakan rakyat disektor lainnya. Dengan persatuannya bersama rakyat yang tidak
pernah berhenti mengobarkan perlawanan, telah memberikan hasil yang gemilang
dan menjadi anugerah bagi seluruh rakyat Indonesia, yakni di proklamirkannya
kemerdekaan Bangsa Indonesia menjadi Negara kesatuan republik Indonesia, 17
Agustus 1945.
Namun demikian, harus
menjadi catatan bagi seluruh rakyat bahwa, setelah melalui perjuangan panjang
melawan penjajahan dan upaya mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya,
rakyat Indonesia kembali terjebak dalam penindasan yang tidak kalah kejamnya
akibat dari penghianatan dalam konferensi meja bundar (KMB) 1949. Kesepakatan
dalam KMB tersebut telah kembali menjerat rakyat dalam sistem setengah jajahan
dan setengah feodal (SJSF) yang terus dipertahankan oleh setiap rezim penghamba
sejak Orde Baru hingga sekarang.
Dalam perkembangan saat
ini, dimana dunia tengah diselimuti krisis yang terus meluas dengan gelombang
resesi ekonomi yang tiada henti menghantam Imperialisme AS sebagai pemimpin
tunggal Imperialisme bersama negara-negara Imperilis lainnya di kawasan Eropa,
telah membawa dampak buruk bagi penghidupan rakyat di berbagai negeri, termasuk
Indonesia. Di Indonesia sendiri, selain berbagai bentuk kerjasama bilateral dan
multilateral, Imperialisme AS semakin memperhebat dominasinya melalui
perjanjian kerjasama bilateral komprehensif (US-INDO Comprehensif Partnership)
2010.
Sementara itu, kedudukan
Indonesia sebagai salah satu sandaran utama bagi Imperialime dalam
menyelesaikan krisisnya dikawsan Asia, telah membawa dampak pada merosotnya
penghidupan rakyat. Rakyat Indonesia kian terancam dengan perampasan seluruh
sumberdaya alam, penghisapan tenaga kerja dan berbagai bentuk tindak kekerasan
yang selalu menyertainya. Pemerintah Indonesia dibawah kemudi Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) dengan begitu setia telah menjalankan seluruh skema penghisapan
tersebut dengan begitu mulusnya. Perampasan atas tanah kaum tani, perdagangan
tenaga kerja dan perampasan upah buruh, serta berbagai kekerasan dan tindakan
anti demokrasi dijalankan dengan massif melalui berbagai peraturan dan UU yang
dijadikan sebagai legitimasi sekaligus pelindungnya.
Pemuda terus dijebak
dalam kantong pengangguran yang kian menumpuk, pendidikan yang kian tak
terjangkau, tidak ilmiah dan tidak demokratis. Melalui seluruh program US-INDO
Comprehensif Partnership-nya, dilapangan pendidikan pemuda telah dijebak dalam
kubangan komersialisasi, privatisasi dan liberalisasi pendidikan. Undang-undang
pendidikan tinggi (UU PT) sebagai salah satu UU yang diciptakan untuk
pengelolaan pendidikan tinggi telah menyebabkan semakin melambungnya biaya
pendidikan, semakin hilangnya kebebasan akademik dan tajamnya jurang kekerasan
dan tindakan anti demokrasi didalam kampus.
Mahasiswa bahkan semakin dijauhkan dari kenyataan sosial masyarakatnya.
Karenanya, menjadi hal
yang mustahil bagi mahasiswa bisa memperoleh pendidikan yang ilmiah dan dapat
dengan leluasa mengembangkan ilmu pengetahuannya untuk memajukan kebudayaan
masyarakat yang kian terbelakang sekarang ini. Dilain sisi, secara kebudayaan,
Mahasiswa dibentuk semakin individualis, semakin abai dan bersaing satu sama
lain. Dimana, situasi tersebut ialah sebagai upaya nyata Imperialisme
dilapangan kebudayaan untuk menghambat kesadaran, menghalangi persatuan dan,
menumpulkan perjuangan mahasiswa. Kampus yang seharusnya menjadi ruang
independen untuk menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju dan
terus berkembang, untuk menjamin berkembangnya kebudayaan masyarakat, kini
telah dijadikan sebagai instrumen (alat) negera yang dapat melegitimasikan
setiap kebijakan dan skema penghisapannya terhadap rakyat. Dalam skema tersebut
bahkan melibat intelektiul-intelektuil, para akademisi hingga guru besar-guru
besar diberbagai kampus yang juga tengah dikonsolidasikan oleh Imperialisme.
Situasi tersebut bahkan
terus menggeret pemuda dan seluruh rakyat dalam berbagai bentuk diskriminasi sosial,
ekonomi dan kebudayaan, hingga menimbulkan kefrustasian yang kian dekat dengan
keputus asaan dalam mengubah keadaan dan memperbaiki kondisi hidupnya.
Akibatnya kemudian, tak sedikit rakyat yang terjerumus dalam jeratan narkoba
dan berbagai pertentangan (komplik horizontal) antar sesama rakyat. Dilain
sisi, pemerintah terus melahirkan berbagai produk hukum untuk menakar
perlawanan rakyat, sekaligus menjadi legitimasinya untuk menghalalkan kekerasan
dalam merampas hak Rakyat. Undang-undang Intelijen, UU PKS diciptakan sebagai
legitimasi mempolitisir kemarahan rakyat dalam mempertahankan haknya menjadi
komplik horizontal. UU Keormasan serta
RUU Kamnas yang kini kian gencar untuk di sahkan juga merupakan satu produk
hukum yang semakin mengancam setiap aktifitas politik, setiap bentuk protes dan
perlawanan Rakyat saat ini.
Dengan kenyataan situasi
objektif tersebut, dalam momentum hari sumpah pemuda kali ini (28 Oktober
2012), seluruh pemuda Indonesia harus mampu mengambil pelajaran dan inspirasi
atas sejarah dan semangat sumpah pemuda, yang lahir untuk membebaskan rakyat
dan bangsa Indonesia dari jajahan kolonial Belanda yang begitu kejam selama
ratusan tahun. Dengan demikian, kini seluruh pemuda Indonesia harus dapat
memahami kenyataan sosialnya, terus belajar dan menggali akar persoalannya,
kemudian bangkit dan menggalang persatuan dan berjuang bersama. Dengan semangat
persatuan dan pengabdian pada Rakyat, Bangsa dan Negara, pemuda Indonesia harus
terhubung kuat dan mampu meyatukan diri dengan seluruh rakyat Indonesia untuk
berjuang bersama melawan dominasi dan penindasan ”Imperialisme, Feodalisme dan
kapitalisme Birokrat”, untuk mewujudkan Negara yang maju, berdaulat,
berkeadilan, sejahtera dan mandiri.
Melalui
momentum ini pula, Front Mahasiswa Nasional (FMN) sebagai organisasi
massa mahasiswa yang maju dan progressif, menyampaikan ucapan ”Selamat hari
Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2012” kepada seluruh pemuda dan rakyat Indonesia dan,
mengajak untuk bersama-sama ”Menyerap Semangat Sumpah Pemuda Untuk Memaksimalkan
Pengabdian Pemuda dan Mahasiswa pada Rakyat dan Peranannya dalam Perjuangan
Menghancurkan Imperialisme, Feodalisme dan Kapitalisme Birokrat-Wujudkan
Pendidikan Ilmiah, Demokratis dan Mengabdi Pada Rakyat-Lawan segala bentuk
tindakan Anti Demokrasi!”. Bersama ini pula, FMN menuntut:
1. Hentikan
perampasan upah buruh, tanah kaum tani
2. Sediakan
lapangan kerja yang luas bagi pemuda dan seluruh Rakyat Indonesia
3. Hapus sistem
kerja kontrak dan Outsourching
4. Cabut
Undang-undang Pendidikan Tinggi (UU PT No. 12 Tahun 2012)
5. Berikan
kebebasan berserikat dan mengelurkan pendapat bagi seluruh rakyat Indonesia
6. Batalkan RUU
Kamnas
Demikian
release dan pernyataan sikap ini dibuat, dalam rangka memperingati hari sumpah
pemuda 2012 untuk dapat mengambil pelajaran dan inspirasi dari pengalama
sejarah sumpah pemuda 1928. Kita semua, pemuda Indonesia harus dapat memadukan
inspirasi atas pengalaman tersebut dengan kondisi objektif pemuda dan seluruh
rakyat saat ini, sebagai pijakan ilmiah dalam membangun persatuan dalam
perjuangan atas hak sosial-ekonomi dan hak demokratis rakyat dengan seluruh
tahapan kerja ”Membangkitkan, mengorhganisasikan dan menggerakkan massa”
sebagai pekerjaan pokoknya.
Hidup Pemuda
Indonesia!
Hidup
Mahasiswa Indonesia!
Jayalah
Perjuangan Rakyat!
Jakarta, 28 Oktober 2012
Pimpinan Pusat
Front Mahasiswa Nasional (FMN)
L. Muh. Hasan Harry Sandy Ame
Sekretaris Jenderal
0 komentar:
Posting Komentar