Oleh : Rachmad P Panjaitan
ABSTRAK |
Studi ini adalah studi tentang Lima
Fitur Imperialisme Sebagai Tahap Akhir Perkembangan Kapitalisme. Fokusnya membahas tentang
Apa lima fitur imperialisme sebagai
perkembangan tahap akhir dari Kapitalisme. Temuan studi ini antara lain
terdapat lima hal penting yang menjadi fitur
utama Imperialisme. Pertama
konsentrasi produksi dan capital membentuk monopoli ekonomi; Kedua, Pembentukan
oligarki finansial; Ketiga,
eksport kapital berbeda dengan eksport komoditi. Keempat, Pembentukan
Asosiasi Imperialisme. Kelima, Pembagian Teritorial diantara Imperialisme telah
usai. Metode yang
digunakan adalah metode diskriptif-kualitatif
yakni bermaksud menggambarkan lima fitur imperialisme sebagai perkembangan
tahap akhir kapitalisme.
Kata Kunci: Imperialisme, Fitur, Tahap
Akhir Kapitalisme.
Keywords: Imperialism, Feature, Late Stage Capitalism
Pendahuluan
Menurut
Marx, kapitalisme telah mengakhiri ketidakadilan dan irasional feudal, namun
kapitalisme telah menggantikannya dengan ketidakadilan dan irasionalisme itu
sendiri. Kapitalisme telah mengembangkan industri, dan demikian menciptakan
kemungkinan terkumpulnya kekayaan yang besar[1]. Ia juga
menciptakan kelas buruh industri, yang nantinya membangun masyarakat tanpa
adanya penindasan manusia atas manusia sebagai doktrin historis tugas proletar
untuk membebaskan umat manusia.
hubungan-hubungan produksi
kapitalisme sama menindasnya dengan hubungan produksi feudal, namun ide-ide
liberal tentang indivualitas memiliki
efek menyembunyikan kenyataan itu. Kebebasan menguasai alat produksi oleh
kapitalis melahirkan esensi sistem sosial yang menindas. melalui kerja upahan
dalam masyarakat kapitalis (Negara Maju), buruh harus bekerja untuk kapitalis
secara terus-menerus dengan watak eksploitasi, ekspasi dan akumulasi modal.
Namun di lain pihak hasil produksi buruh dirampas dalam bentuk nilai lebih oleh
kapitalis. Marx, mengatakan bahwa buruh upahan sama tertindasnya dengan para
petani, meski dengan cara lebih tersamar. Buruh upahan harus menghasilkan
barang-barang yang bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi dari ongkos
produksinya, dan ongkos ini, tentu saja termasuk upah si buruh. Jadi buruh
mungkin hanya perlu kerja setengah minggu untuk menutup ongkos produksinya
(bahan baku, mesin, dan upah). Sedangkan lebih dari separuh waktunya diberikan
pada pemilik modal. Sementara dalam masyarakat Neokoloialisme yang bercorak
sistem ekonomi setengah feudal, [2]kaum tani menjadi objek penindasan
oleh Imperialisme, Tuan tanah dan negara atas monopoli alat produksi, tanah.
Feodalisme di Eropa dan amerika (baca: tidak untuk negara berkembang,Indonesia) runtuh dan melahirkan sistem baru dalam masyarakat yaitu kapitalisme. Ada beberapa revolusi besar yang telah menghantarkan dunia ke era sekarang. Revolusi Amerika (sekitar 1761-1766), revolusi Perancis (1787-1799), Revolusi Industri di Inggris Abad Pertengahan ke-18, serta peristiwa-peristiwa yang membawa pesan revolusioner di seluruh dunia seperti revolusi-revolusi eropa sekitar tahun 1848, komune paris (1870-1871), dan yang terpenting revolusi Rusia (1917-1918) serta revolusi cina (1911-1948). Revolusi dan fenomena di atas telah mempengaruhi gambaran diri masyarakat-masyarakat modern (Negara Maju). [3]Fenomena itu juga telah membentuk suatu simbolisme revolusioner; ia telah menjadi paket simbolisme politik dan ideologis serta gagasan-gagasan dunia modern. Namun yang paling menonjol menandai perubahan masyarakat di eropa dari feodalisme menuju kapitalisme adalah revolusi Prancis dan revolusi industri di Inggris. Tokoh besar dalam pemikiran kapitalisme dalam konten ekonomi liberalisme adalah Adam Smith. ia berpendapat bahwa sumber kemakmuran dari masyarakat adalah dengan memberikan kewenangan seluas-luasnya kepada pasar, mulai kebebasan individu atas penguasaan alat produksi, mekanisme pasar dan harga-harga di pasar dengan prinsip liberalisme. Ia berpendapat bahwa tangan-tangan tak kelihatan-Invisible hand (baca:Kapitalis/Perusahan) akan membawa kejayaan bagi umat manusia. Fase awal perkembangan kapitalisme ditandai persaingan bebas yang berkembang pesat dimulai sejak 1860-1870. Fase kedua kapitalisme dengan menggambarkan watak dasarnya yang eksploitatif, ekspansif dan akumulatif, perkembangan persaingan bebas kapitalisme mulai mengalami transisi (1873-1890) yakni sebagian besar kapitalis (perusahan) kecil runtuh dan mulai diakuisisi atau dimerger dengan perusahaan kapitalis besar. Dan tahap ketiga [4]sebagai tahap terakhir perkembangan kapitalisme dimulai sejak 1900-1903 yakni ditandai dengan krisis dimana kapitalis kecil runtuh dan berkembangnya kapitalisme monopoli yang melakukan pengakusisian kapitalis kecil oleh kapitalis besar dalam suatu negara, serta pada dewasa ini bahkan lintas negara. Secara ekonomi, hal utama di dalam proses ini adalah pergeseran kapitalisme persaingan bebas oleh kapitalisme monopoli. Persaingan bebas adalah fitur utama dari kapitalisme dan produksi komoditas secara umum; monopoli adalah kebalikan dari persaingan bebas. Disinilah kemudian terjadi disebut fase imperialisme sebagai tahap tertinggi dari kapitalisme. Lenin memberikan defenisi singkat Imperialisme yakni tahapan monopoli dari kapitalisme. [5]ia menegaskan bahwa imperialisme bukanlah sebatas perkembangan kapitalisme dari aspek politik yakni hasrat untuk menjajah dunia sebagaimana disebut kautsky. Iya mengkritik kausky. Lenin menyatakan bahwa itu defenisi kurang lengkap dan bahkan tak berbasis. Menurut Lenin bahwa imperialisme sebagai tahapan kapitalisme monopoli harus lebih detail dilihat sebagai perkembangan kapitalisme dari aspek ekonomi. Ia menyatakan bahwa eksport kapital menjadi kunci perbedaan dengan fase awal kapitalisme. Selain itu bahwa era imperialisme atau disebut perdagangan bebas, sudah digeser dengan monopoli pasar oleh imperialisme. Tidak ada lagi ruang perdagangan bebas bagi kapitalis-kapitalis kecil karena tergusur oleh dominasi kapitalis-kapitalis besar yang memegang peran penting ekonomi dunia. Oleh karena itu, agar secara komprehensif memahami Imperialisme sebagai tahap akhir perkembangan kapitalisme, perlu memahami fitur imperialisme sehingga mampu mendefenisikan imperialisme tersebut[6] secara lengkap. Studi ini membahas lima fitur imperialisme sebagai tahap akhir kapitalisme.
Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Pengumpulan data dengan teknik penelitian analisis wacana. Analisis data menggunakan kualitatif.
Pembahasan
Dari hasil pemaparan penelitian
di atas, maka dapat dibahas hasil analisis deskriptif tersebut dengan
menggunakan pendekatan teoritis agar menghasilkan penilian komperhensif dari lima
fitur imperialisme.
Pertama, konsentrasi produksi dan kapital membentuk
monopoli ekonomi. Produksi dan kapital yang berkembang pesat telah membangun
sebuah tatanan yang memegang peran penting dan sangat menentukan dalam
kehidupan ekonomi dunia. Tahapan imperialisme berbeda dengan kapitalisme
awal. Imperialisme menggantikan ambisi sebuah kekaisaran tunggal dengan teori
dan praktek kekaisaran-kekaisaran yang saling bersaing, tiap-tiap dari mereka
termotivasi oleh nafsu kemegahan politik dan laba komersial yang serupa.[7] Dominasi
produksi dan finansial terhadap
kepentingan perdagangan oleh kapitalis besar yang mampu kemudian menerapkan
praktek monopoli internasional. Contohnya industri otomotif Mercedes dan Benz
merupakan perusahan yang berbeda, tapi Mercedes mengakuisisi Benz dan berubah
menjadi Mercedes benz. Kemudian hanya ada satu holding compay yang lainnya hanya branch company (Ford
di AS, Coca cola di AS, Honda di jepang, BMW dan Mercedes Benz ada di Jerman)
namun kantor cabangnya tersebar di seluruh dunia. Fitur ini melihat bahwa satu
perusahan mampu menguasai dari industri hulu dengan hilir sampai pasar.
Kedua, Pembentukan
oligarki finansial. Perpaduan antara kapital
bank dengan kapital industri yang menciptakan basis yang dinamakan kapital
finansial. Industri imperialisme membutuhkan sebuah
topangan modal untuk mempertahankan dominasinya melalui ekspansi pasar dengan
bantuan dari lembaga modal. Melalui sokongan instrumen lembaga keuangan,
imperialisme, mampu membuka perusahan-perusahan cabang di seluruh negeri yang
menjadi prioritas mendapatkan akumulasi modal yang besar. Contohnya keberadaan World Bank, ADB, IMF, Bank Sentral
yang berdiri bertujuan mengumpulkan modal. Sementara modal tersebut berasal
dari super profit yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan yang dikuasai oleh
negara-negara Imperialisme. Dan kapital finansial ini digunakan oleh negara
imperialis untuk melakukan ekspor kapital dan membangun perusahaan cabang di
seluruh dunia yang kelak akan menjadi media untuk terbentuknya negara-negara
boneka (Setengah Jajahan). [8] Negara jajahan
menjadi pasokan bahan mentah murah, tenaga kerja murah, tempat pemasaran
sekaligus eksport kapital.
Ketiga, eksport
kapital berbeda dengan eksport komoditi. Corak utama yang amat perlu
diperhatikan dari imperialisme bukanlah sebatas kapital industrial tetapi kapital finansial. Persaingan antara
beberapa negara maju untuk meraih hegemoni, yakni perebutan teritori bukan
hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk melemahkan musuhnya dan melemahkan
hegemoni musuhnya. Oleh karena itu, salah satu fitur imperialisme adalah
eksport kapital ke seluruh penjuru negara sebagai keniscahyaan negara-negara
imperialisme untuk menguasai perekonomian dunia. Contohnya
banyak hutang, bantuan, investasi yang dikucurkan ke negara berkembang atau
setengah jajahan dan jajahan dengan dalih pembangunan di negara tersebut.
biasanya dengan bungkus perjanjian yang timpang (WTO). Selain
itu eksport kapital dewasa ini termanifestasikan dalam bentuk investasi yang
tinggi baik dalam bentuk perusahan imperialisme, atau bahkan pembagunan
infrastuktur di negara-negara berkembang. Seperti Indonesia, melalui rejim
komprador SBY, memberikan jalan yang seluas-luasnya bagi Imperialisme khususnya
AS untuk menanamkan investasi dalam program RPJMN dan MP3EI. Teori dan praktek
kekaisaran-kekaisaran (Imperialisme) yang saling bersaing, tiap-tiap dari
mereka termotivasi oleh nafsu kemegahan politik dan laba komersial yang tinggi
dalam dominasi finansial atau investasi terhadap kepentingan perdagangan.
Keempat, pembentukan
asosiasi imperialisme. Pembentukan asosiasi-asosiasi monopoli kapitalis
internasional membagi dunia di antara diri mereka sendiri. Imperialisme adalah
kapitalisme pada tahap perkembangan dimana dominasi monopoli dan kapital
finansial telah menjadi kenyataan, dimana ekspor kapital telah menjadi sangat
penting. Selain fitur itu adalah dimana adanya pembagian dunia di antara
sindikat-sindikat internasional (imperialisme) telah dimulai. Sebab
imperialisme yang menembus batas-batas negara (globalisasi) yang memegang
kendali atas hajat hidup rakyat dunia, mengklasifikasikan negara-negara di
dunia. Sebab Pertentangan antara kekuatan-kekuatan imperialis dunia menjadi
semakin akut yang kemudian berusaha dikonversi melalui jalan damai, walau pada
dasarnya sesama imperialisme mempuyai kekhasan perang. Lenin menyatakan bahwa perang dunia adalah
perang antar imperialis merebut koloni-koloni negara jajahan dan setengah
jajahan. Sementara itu laba yang didapatkan oleh kapital finansial dari
koloni-koloni yang paling menguntungkan semakin meningkat. Dalam pembagian
jarahan ini, sebagian besar jatuh ke tangan negara-negara yang kecepatan
perkembangan kekuatan produksi mereka tidak selalu yang terbesar. Oleh karena
itu, untuk mengurangi pertentangan antara negeri imperialis, mereka membentuk
asosiasi-asosiasi atau formasi di antara mereka. Contoh; adanya negara
adikuasa/ Imperialisme (Negara Maju) yang pada umum disebut negara dunia I,
Negara Dunia II disebut Negara Sedang Berkembang, Negara dunia Ke-III disebut
Negara Berkembang, dan seterusnya.
Kelima, Pembagian teritorial diantara Imperialisme telah
usai. Kontradiksi di antara negeri-negeri imperialisme yang pada dasarnya
perang antar imperialisme yang ditunjukkan dalam perang dunia I dan ke-II
adalah manifestasi bagaimana segitnya pertarungan antara imperialisme dalam menguasai
territorial dunia khususnya negara berkembang. Pasca perang dunia ke-II yang
melahirkan krisis diantara negeri imperialis, membuat formasi imperialisme
semakin nyata melakukan monopoli. Kapital finansial dan sindikat-sindikat
tidaklah mengurangi tetapi justru meningkatkan perbedaan-perbedaan laju perkembangan
dari berbagai bagian perekonomian dunia. Segera setelah perimbangan
kekuatan-kekuatan diubah, solusi apa yang dapat ditemukan di bawah kapitalisme
selain solusi dengan kekerasan? Tidak akan ada, karena imperialisme akan
selalu mengorbarkan perang, kekerasan khususnya terhadap negara-negara
koloninya. Sementara itu imperialisme
AS keluar sebagi negeri pemenang dan pemimpin diantara negeri-negeri
imperialisme. Sehingga tampak negara-negara imperialisme untuk memulihkan
krisis dengan melakukan pinjaman terhadap imperialisme AS dan melanggengkan
dominasi melalui instrumen AS yang lahir dari konferensi Bretton woods [9].
Dengan demikian fitur terakhir dari imperialisme adalah pembagian teritori di seluruh dunia di antara kekuatan
kapitalis besar telah selesai. Contohnya dapat kita lihat dengan
adanya G-7, G-8, G20 dan sebagainya. Sejak PD II yaris tidak ada lagi negara
lain yang menjadi kapitalis baru. Dan
ini didominasi oleh Imperialisme AS. Imperialisme AS saat ini menjadi kekuatan
kapitalisme monopoli Internasional yang paling kuat dan memegang peranan
memimpin di antara kekuatan-kekuatan imperialisme dunia yang lain seperti
Inggris, Jerman, Jepang dan Cina. Kekuatan di sektor ekonomi, politik, budaya
dan militer imperialisme AS menjadi segi yang berdominasi di dunia ditambah
skema lembaga-lembaga multinasional yang dikendalikan oleh AS serta kerjasama
baik regional ataupun global. Semakin ini ini terang bagaimana dunia telah usai
dibagi diantara kekuatan imperialisme
Penutup
Kapitalisme menuju tahap akhir disebut imperialisme. Perkembangan
masyarakat dalam sistem sosial kapitalisme mengalami perkembangan sebagai
kontradiksi di dalam interhen kapitalisme. Mulai dari kemunculan kapitalisme,
era persaingan antar kapitalisme, sampai kapitalisme monopoli sebagai tahap
akhir yang disebut imperialisme. Dalam memahami imperialisme, ada lima fitur
yang menandai yaitu, Pertama, konsentrasi produksi dan kapital membentuk monopoli ekonomi. Kedua, Pembentukan oligarki finansial. Ketiga, eksport capital berbeda
dengan eksport komoditi. Keempat, Pembentukan Asosiasi Imperialisme. Kelima,
Pembagian Teritorial diantara Imperialisme telah usai.
Daftar Pustaka
FMN Pimpinan Pusat. Masyarakat
Indonesia Setengah Jajahan-Setengah Feodal. Doc.Pendidikan, Jakarta 2009.
Henry J.
Schmandit. Filsafat Politik. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta
Hobson. Imperialisme,
Inggris 1902
Lenin V.I. Imperialism,
The Highest Stage of Capitalism, Progress Publisher,
Moscow, 1975
Santoso Sayid
Nur, M.A. Negara Marxis dan Revolusi
Proletariat. Pustaka pelajar, Yogyakarta 2011
Sztompka
Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial, Judul
Asli: The Sosiology Of Sosial Chage, Penerjemah: Alimandan. Prenada Cet
Ke-3, Jakarta, 2007.
[1] Henry J.
Schmandit. Filsafat Politik. Pustaka
Pelajar.
[2] Setengah Feodal adalah sistem sosial
masyarakat yang menjadi basis ekonomi
yang bercorak agraria melalui monopoli atas tanah oleh tipe tuan tanah baru,
Negara, Perkebunan swasta/asing, tuan tanah lokal dan raja-raja lokal. Yang membedakan feudal dengan setengah feudal
adalah pengusaan alat produksi, orientasi produksi, sistem pemerintahan
[3] Piotr
Sztompka. Sosiologi Perubahan Sosial,
Judul Asli: The Sosiology Of Sosial Chage, Penerjemah: Alimandan. Prenada
Cet Ke-3, Jakarta, 2007.
[4] Pimpinan Pusat FMN. Masyarakat Indonesia Setengah Jajahan-Setengah Feodal.
Doc.Pendidikan, Jakarta 2009.
[5] Nur
Sayid Santoso, M.A. Negara Marxis dan
Revolusi Proletariat. Pustaka pelajar, Yogyakarta 2011
[6] V. I. Lenin, Imperialism, The Highest
Stage of Capitalism, Progress Publisher, Moscow, 1975
[7]
Hobson. Imperialisme, Inggris 1902
[8] Negara boneka atau disebut negara setengah
jajahan adalah negara yang secara politik dikuasai oleh imperialisme dalam
bentuk penjajahan baru (tanpa pendudukan secara fisik),dengan membangun rejim
komprador/kaki tangan oleh imperialisme. Tujuan negara setengah jajahan contoh;
Indonesia bagi Imperialisme ialah untuk mendominasi (menguasai) ekonomi,
politik, budaya dan militer.
[9] Konferensi Bretton Woods lahir pasca
perang dunia ke-II yang dipelopori Imperialisme AS untuk menyelenggarakan konferesi
internasional yang diadakan di Bretton Woods, New Hampsire, AS pada tanggal 22
Juli 1947 atas dalih memperbaiki perekonomian dunia yang hancur. Dalam
pertemuan ini lahir instrumen Imperialisme AS seperti; Word Bank, IMF,
GATT-WTO.
1 komentar:
mantap bung. yang jadi tantangan selanjutnya adalah menjawab keresahan dan kebuntuan banyak orang tentang mengapa kapitalisme yang bahkan sudah sampai ke fase imperialisme tidak kunjung hancur, padahal lenin sudah mengidentifikasi perubahan ke imperialisme diawal tahun 1916.
Posting Komentar