Perampasan dan Monopoli Tanah, Problem pokok
Rakyat Indonesia, Tidak terkecuali bagi Rakyat Nusa Tenggara Barat (NTB)
Diterbitkan oleh:
Serikat Petani Indonesia (SPI) Wilayah NTB
![]() |
Gambar Peta NTB |
Skema Liberalisasi dan privatisasi
ini sesungguhnya bukanlah barang baru bagi rakyat, akan tetapi telah lama
terlaksana secara apik dan baik di Indonesia di bawah kepemimpinan Rezim Susilo
Bambang Yudhoyono. Di NTB sendiri kedudukan TGB. Zainul Majdi sebagai
Gubernur NTB mampunyai raport yang baik dalam mengimplementasikan
kebijakan-kebijakan ini di NTB, misal saja skema MDGs yang sukses dimanifestasikan dalam
program A3 (Akino, Absano dan Adono) oleh TGB. Yang kemudian dalam pelaporannya
TGB juga seolah mengcopy-paste metode pelaporan SBY yaitu dengan melakukan
pembohongan-pembohongan statistic, dimana TGB menyatakan bahwa angka buta
aksara dan angka kemiskinan di NTB telah menurun secara drastis.
![]() |
Dokumentasi FITRA NTB |
Angka kemiskinan sebelumnya berada pada angka
23% kini telah menjadi 19%[1]. Sesungguhnya
yang dilakukan TGB sesuai dengan yang dilakukan oleh SBY yaitu dengan
menurunkan angka Standar Hidup Layak rakyat
menjadi 1 USD per-hari (padahal
Bank dunia menetapkan bahwa angka hidup layak adalah 2 USD per-hari, angka 1
USD dolar ini justru masuk dalam kategori tingkat kemiskinan yang sangat
parah), jika kita berhitung dari kebutuhan makan saja, maka angka ini
sesungguhnya amatlah jauh dari angka keterpenuhan kebutuhan hidup layak rakyat,
belum lagi dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya, seperti pendidikan, transportasi
dan telekomunikasi, yang justru sesungguhnya juga masuk dalam kategori
kebutuhan pokok rakyat.
Selain itu juga, TGB sukses menambah jumlah
penguasaan lahan untuk PT. NNT sampai ke Dodorinti. Kedudukan TGB sebagai
coordinator MP3EI koridor V juga semakin menegaskan kedudukan TGB sebagai
komparador tepercaya Imperialisme di NTB bahkan Indonesia wilayah Timur. Selanjutnya, Kedudukan staregis NTB bersama Bali dan NTT sebagai provinsi
yang berada di tengah-tengah negara Indonesia mempunyai arti strategis sebagai
jalur penghubung ekonomi antara wilayah Indonesia bagian barat dengan Indonesia
bagian timur. Dimana Indonesia sendiri telah membagi wilayahnya menjadi dua
wilayah pengembangan, dimana Indonesia bagian barat berkedudukan sebagai
wilayah pengembangan sector perkebunan dan Indonesia bagian timur sebagai
wilayah pengembangan sector pertambangan.
NTB sendiri khususnya pulau Sumbawa dalam
pembagian ini masuk dalam wilayah
Indonesia bagian timur sebagai pengembang sector pertambangan. Hal ini kemudian
dibuktikan dengan banyaknya investasi sector pertambangan di wilayah NTB. Sampai
dengan saat NTB telah menerbitkan 196 IUP dan 1
Kontrak Karya yang terdiri dari 68 perusahaan logam, 28 perusahaan non logam
dan 101 perusahaan batuan dengan total luas areal pertambangan 891.150 ha, dimana PT.NNT masih sebagai
penguasa lahan terluas yaitu 87.540 Ha.
Selain
sector pertambangan yang merupakan sector investasi unggulan, NTB juga
memberikan ruang untuk investasi di sector yang lain seperti sector perkebunan
yang sejauh ini penguasaan lahannya telah mencapai 749 Ha. Perusahaan
pengembangan sector perkebunan tersebut Atas nama PT. Cosambi Victoria (99 Ha)
dan PT. Agrindo Nusantara (650 Ha). Sesungguhnya jika dilihat dari komoditi
tanam seperti tembakau, jagung, jambu mente, kopi, dll, perkebunan justru
sangat banyak menguasai lahan rakyat
melalui mekanisme penyeragaman komoditi tanam. Dalam hal ini petani diberikan
pinjaman berupa bibit dan pupuk dengan konsekwensi petani harus menjual kembali
hasil produksinya ke perusahaan pemberi pinjaman dengan harga yang telah
ditentukan secara sepihak oleh perusahaan tersebut tentunya (skema ini sering kali diistilahkan sebagai
skema kemitraan yang esensinya adalah perampasan lahan tidak langsung/silent
land grabing).
Komoditi
tembakau misalnya, dikuasai oleh 21 perusahaan diantaranya adalah 5 perusahaan
milik sampoerna group (yaitu PT Gudang Garam, Indonesia Indi Tobaco Citra
Niaga, PT Karya Putra Maju, dan PT Seng Sasak, serta PT Sadhana Arifnusa), PT
Indonesia Dwi9, PT Export Leaf Indonesia, PT Dua Jarum, CV.Tresno Adi, Nyoto
Permadi, Indonesia Indi Tobaco Citra Niaga, UD Subiyakto, UD Keluarga Sapi, UD
Cakrawala, Satuning Mitra Lestari, UD Iswanto, UD Sumber Rezeki Pancor, UD
Kemuning Sari Taya Jaya, Stevi dan PT Selaparang Agro serta PT Gudang Garam[2]
sejauh ini menguasai lahan dengan skema seperti yang dimaksud diatas mencapai
58.516 hektare. Dimana Sebanyak 10.098 ha berada di wilayah Kabupaten Lombok
Barat, 19.263 ha di Lombok Tengah, dan 29.154 ha di Lombok Timur dengan masa
produksi selama 5 bulan. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan NTB menyebutkan
potensi produksi tembakau Virginia di Pulau Lombok mencapai 48.000 ton atau 95
persen dari total kebutuhan tembakau virginia nasional sebanyak 50.000 ton per
tahun. Kemudian harga yang diberikan kepada petani tembakau oleh 21 perusahaan
tersebut berkisar antara Rp.16.000 – Rp. 29.000/kilogram.
Lain
di sector perkebunan lain pula di sector kehutanan, dari total luas hutan NTB
yaitu 1.069.997,78 Ha. 64.780 Ha diantaranya adalah kawasan IUPHHK-HTI oleh 3
perusahaan yaitu PT. Coin Nesia, PT. Usaha Tani Lestani, sedangkan 6.417,295 Ha[3] dan PT. Shadana Arif Nusa seluas 3.810 Ha
yang menyebar di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Lombok utara, Lombok timur dan
Lombok tengah, di Lombok tengah sendiri Sadhana mengantongi izin seluas 683
hektare, yang terbagi dalam dua blok, yakni Blok Mangkung seluas 173 hektare,
dan Blok Plambik seluas 510 hektare (meliputi Desa Plambik, Kabul, Serage dan
Montong Sapah)[4]
Penguasaan wilayah hutan lainnya merupakan Ijin paket Pinjam kawasan Hutan oleh
PT.NNT dengan nomor ijin no.
501/menhut-II/2009 tanggal 1 september 2009.
Wilayah hutan yang
telah direncanakan maupun sudah di buka oleh pemerintah Provinsi NTB sebagai
wilayah pertambangan sampai dengan saat ini adalah sebesar 479.311,12 ha dengan
kata lain 53,75% dari total wilayah pertambangan justru berada berada di
wilayah hutan. Kedudukan strategis NTB sebagai jalur
penghubung ekonomi antar Wilayah barat Indonesia dengan wilayah timur Indonesia
tentunya juga mempunyai potensi pengembangan sektor pariwisata yang cukup besar. Sejauh ini, sektor pariwisata
telah menguasai lahan NTB seluas 46.185 Ha. yang
kemudian terbagi kedalam 17 kawasan, dimana 10 kawasan diantaranya berada di pulau Lombok dan 7
kawasan lainnya berada di pulau sumbawa. Sampai dengan hari ini sector ini telah di
kuasai oleh 154 PMA dan 19 PMDN.
Investasi (yang esensinya adalah privatisasi) di NTB sejauh ini jika di
total, maka penguasaan lahannya adalah 1.006.674 ha atau sekitar 49,95% dari
luas daratan NTB yang jumlahnya adalah 2.015.320 Ha. Sedangkan lahan yang
tersisa untuk pengembangan sector pertanian hanya 239.127 Ha itupun menyerap
867.400 tenaga kerja, jika dirasiokan maka rasio kepemilikan lahan oleh petani
NTB adalah 0,27 Ha (2,7 are) untuk setiap orang petani. Pada prakteknya ada
sebagaian petani juga yang mempunyai lahan dari 50 are sampai 3 bahkan 4 ha.
Artinya bahwa ada sebagian besar petani juga yang merupakan petani tanpa lahan
(buruh tani).
PT BTDC sebagai Musuh Utama Kaum Tani Badai Selatan
PT. BTDC (Bali Tourism Development Coorporation)
adalah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang ditunjuk langsung oleh Presiden
SBY-Budiono untuk mengelola Kawasan Mandalika Resort dengan luas lahan adalah
1.250 hektar yang melingkupi 4 desa yaitu Desa Kute (meliputi dusun Kute,
serenting, Bunut dan Ujung), Desa Sengkol (meliputi dusun Grupuk dan Aan),
Mertak (meliputi dusun Kliuh, sekembang dan sereneng), Desa Sukedane (meliputi
dusun Patiwong).
![]() |
Kute Lombok: Gambar salah satu Wilayah yang terkena Monopoli BTDC |
Kawasan Mandalika Resort tersebut sebelumnya
dikelola oleh PT. LTDC (Lombok Torism Development Coorporation/ Perusahaan
pengembangan pariwisata Lombok) yang pada tahun 1998-1999 oleh kekuatan gerakan
kaum tani mampu diusir dari lahan tersebut, akan tetapi oleh Pemda NTB kemudian
HGB dan HPl yang sebelumnya dikuasai oleh PT. LTDC tersebut diserahkan Kepada
PT. Emaar. Pada tahun 2012 PT. Emaar juga hengkang dari lahan tersebut karena
tidak mampu menyelesaikan persoalan sengketa lahan yang ada, akhirnya Pemda
kembali mengambil alih HGB dan HPL tersebut kemudian menyerahkan kepada PT.
BTDC.
Sejauh ini telah ada 7 (tujuh) perusahaan yang
telah menandatangani MoU dengan PT. BTDC, adapun
ketujuh perusahaan tersebut adalah PT. Gobel Internasional, PT. MNC Land (MNC
Group), Club Mediteranee, PT. Canvas Development (Rajawali Group), Australia
Cube’s Hotel, PT. Wahana Karaya Suplaindo, dan PT. Yonashindo Intra Pratama. Tiga pihak lainnya yang ikut mengambil bagian dalam
pemanfaatan kawasan wisata Mandalika dan diwujudkan dengan penandatanganan MoU
juga adalah Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali I Nyoman Madium,
Direktur Politeknik Negeri Bali I Made Mudhina, dan Bupati Lombok Tengah
Suhaili FT mewakili manajemen Balai Latihan Kerja (BLK) Lombok Tengah.
PT. Gobel Internasional di bawah kepemimpinan Rahmat
Gobel sejauh telah menguasai lahan di kawasan Mandalika Resort seluas 300 Ha.
Dengan orientasinya adalah untuk membangun fasilitas ramah lingkungan
untuk pengelolahan air minum dan limbah. Selain itu PT. Gobel Internasional
juga akan membangun resort dan hotel berbintang. Sedangkan PT. MNC Land (MNC
Group) telah menguasai 400 Ha. Lahan di kawasan Mandalika Resort. PT. MNC Land sendiri
akan membangun theme park atau taman hiburan terintegrasi
seperti disneyland, underwater park dan techno
park. PT. MNC Land juga akan membangun Lapangan golf, sirkuit balap Formula
Satu (F1), plenary hall untuk penyelenggaraan konser dan pelabuhan laut untuk
kapal pesiar dan kapal laut. Pada tahap pertama ini PT. MNC Land telah
berinvestasi di kawasan Mandalika resort sejumlah $170
juta dengan pembagiannya adalah $20 juta untuk lapangan golf dan $150 juta
untuk hotel bintang 5.
PT. Canvas Development (Rajawali Group) di bawah pimpinan sekaligus
pendirinya Peter Sondakh akan membangun dan mengembangkan hotel dan vila, serta hight
end resort di wilayah Tanjung Aan. Australia Marina Cube's Hotel
sebagai salah satu Perusahaan perhotelan terkemuka asal Australia akan
membangun sotel berbintang. PT Wahanakarya Suplaindo berencana
mendirikan tempat pelatihan dan keperawatan khusus yang para lulusannya akan
dikirim ke luar negeri, beserta fasilitas pendukungnya.
Selain itu, Wahanakarya juga akan menggeluti
usaha perhotelan untuk pelatihan siswa yang belajar di sekolah perhotelan,
usaha Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN), usaha travel agency, perbankan,
dan "Medical Check Up Center". PT. Yonashindo Intra Pratama berencana mendirikan tempat
pelatihan dan keperawatan khusus yang akan dikirim ke luar negeri. Manajemen
Yonasindo juga akan membangun fasilitas pendukungnya.
Sedangkan Club Mediteranee (club
med) sebagai perusahaan terbesar yang juga bermitra dengan PT. BTDC adalah
perusahaan asal prancis yang memang focus bergerak di bidang resort dan memiliki cabang di
seluruh dunia, dan biasanya terdapat di lokasi-lokasi eksotis. Perusahaan
operator hotel dan resort ternama di dunia itu dimiliki oleh Henri Giscard
d’Estain, putra dari mantan Presiden Prancis periode 1974-1981 Giscard
d’Estaing.
Serikat Petani Indonesia (SPI) Wilayah
NTB
Pimpinan Wilayah
Lukmanul Hakim
Ketua
1 komentar:
ASSALAMU ALAIKUM WR,WB.
PERKENALKAN NAMA SAYA MBAK DEWI DULUNYA SAYA LAGI BINGUN BANGET KARNA SAYA LAGI MENGALAMI COBAAN HIDUP YANG TAK KUNJUNG USAI,SAYA HAMPIR SAJA BERBUAT NEKAT,PERBUATAN YANG SANGAT DIBENCI OLEH ALLAH YAITU BUNUH DIRI,SEMUA ITU AKIBAT BATIN SAYA YANG SANGAT TERTEKAN,PADAHAL SAYA MASIH MEMPUNYAI ANAK YANG MASIH KECIL2 YANG SEHARUSNYA DAPAT KASIH SAYANG ORANG TUA SEUTUHNYA,NAMUN KARNA KONDISI YANG SERBA KEKURANGAN MEMBUAT ANAK SEPERTI KURANG TER URUS,DALAM KALUTNYA SAYA COBA BUKA2 INTERNET DAN DISITULAH SAYA MELIHAT KOMENTAR PARA PEMENANG YANG SAAT INI SUDAH BERHASIL, NOMOR EYANG JOYO KARTOYO..MAAF SAYA CURHAT DENGAN ANDA,ORANG YANG BELUM SAYA KENAL SAMA SAYA,SEPERTI KOMENTAR2 PADA ANDA LEWAT INTERNET, DAN DISITULAH SAYA MENCOBA MENGHUBUNGI EYANG JOYO KARTOYO DAN KEMUDIAN SAYA MEMINTA REJEKI KEPADA BELIAU, DAN ALHAMDULILLAH KINI KEHIDUPAN SAYA SUDAH JAUH LEBIH BAIK DARI SEBELUMNYA ITU SEMUA BERKAT BANTUAN EYANG JOYO KARTOYO MEMBERIKAN ANGKA RITUAL KEPADA SAYA, DAN BAGI ANDA YANG INGIN SEPERTI SAYA SILAHKAN HUBUNGI EYANG JOYO KARTOYO DI NOMOR 085-211-977-346 NOMOR RITUAL EYANG JOYO KARTOYO MEMANG TIDAK DUANYA DIJAMIN 100% TEMBUS
Posting Komentar