Kobarkan Semangat Pemuda
dalam Momentum Peringatan Sumpah Pemuda ke-86 Tahun dan Tolak Rencana Kenaikan
BBM
Mengobarkan
semangat perjuangan pemuda Indonesia adalah menjadi bagian sejarah
pembebasaan rakyat untuk menghancurkan dominasi imperialisme dan feodalisme
yang terus mempertahankan keterbelakangan masyarakat Indonesia setengah jajahan
dan setengah feudal. Pemuda menjadi
bagian rakyat Indonesia yang mempunyai karakter dinamis, mobilitas tinggi,
cinta perubahan. Jika didefenisikan berdasarkan UU Kepemudaan No.40 Tahun 2009,
kategori usia pemuda dimulai dari 16 – 30 tahun. Sementara berdasarkan data
dari Bappenas, jumlah pemuda tahun 2014 mencapai 62,2 juta jiwa. Tentu angka itu sangat tinggi. Di satu sisi,
pemuda disebut sebagai tenaga produktif
yang mampu membangun negaranya mencapai masyarakat yang sejahtera dan
berdaulat. Tentu secara historis sekali pun, pemuda di Indonesia selalu
mempunyai peran aktif dalam perkembangan dan perjuangan masyarakat
Indonesia. Deklarasi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 telah membuktikan semangat pemuda
untuk menyatukan diri dalam melawan penjajahan Kolonial Belanda untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia sepenuhnya. Lahirnya sumpah pemuda, tidak terlepas dari situasi konkrit rakyat Indonesia saat itu. Rakyat Indonesia saat itu dibelenggu kolonial Belanda dengan
penindasan yang begitu hebat, baik keterhisapan melalui
perampasan hak-hak dasar secara universal maupun personal. Perampasan seluruh
sumber daya alam sebagai sumber penghidupannya, keterhisapan tenaga akibat
paksaan kerja (Sistem tanam Paksa) dengan siksaan-siksaan secara fisik yang
dialami setiap hari selama ratusan tahun di
bawah kekuasaan kolonial belanda,
membuat tempaan setiap hari
yang terakumulasi terus-menerus hingga melahirkan semangat perlawanan yang kuat
bagi seluruh rakyat Indonesia dalam mengobarkan semangat perjuangan pembebasan nasional dari jajahan kolonial.
Sumpah
Pemuda sebagai moment kebangkitan pergolakan rakyat di abad 20 yang mengalami
penjajahan Kolonial belanda sejak abad 17 menjadi bagian inspirasi bagi revolusi
agustus 1945. Sehingga layak memposisikan momentum Sumpah pemuda 1928 menjadi
bagian dari sejarah panjang perjuangan rakyat Indonesia melawan penindasan
kolonial asing beserta tuan tanah lokal di Indonesia.
Namun cita-cita semangat sumpah pemuda semakin
jauh saja dewasa ini. Sumpah pemuda yang meng-ikrarkan bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu, menjadi
kertas sakti yang diperingati dari tahun ke tahun dengan kerangka semangat
nasionalisme sempit, Sebab Negara melalui pemerintahan yang berkuasa masih kehilangan
rohnya sebagai pemerintahan berdaulat dan mandiri dalam mewujudkan
kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Negara yang kaya akan alam dan
keanekaragaman sumber daya manusianya, tidak mampu dimanfaatkan oleh
pemerintahan untuk mengembangkan semangat kemajuan bangsa. Malah pemerintahan
yang sudah pernah ada hingga saat ini, masih setia sebagai pelayan Imperialisme
AS
dan feodalisme yang menghisap dan menindas rakyat Indonesia.
Padahal
apabila kita menggali semangat dari
Sumpah pemuda, jelas bahwa tertanam sebauh gagasan akan persatuan untuk
menghapuskan penjajahan di Indonesia. Namun realitanya, Indonesia saat ini
masih saja dijajah dengan cengkraman di bawah dominasi imperialisme AS dan
feodalisme. Sementara pemerintahan yang berkuasa, berperan sebagai kaki tangan
alias boneka yang tiada hentinya menyediakan kekayaan alam dan rakyat Indonesia
untuk diekspolitasi demi kepentingan imperialisme AS dan feodalisme.
Pemuda
dengan usia produktifnya, seharusnya dibekali pendidikan oleh Negara untuk
mengasa keterampilan dan skillnya, agar mampu mengembangkan kekayaan alam
Indonesia untuk kemakmuran rakyat. Namun karena masih mahalnya biaya pendidikan
di Indonesia, membuat pemuda banyak yang tidak mampu mengakses bangku-bangku
pendidikan. Contohnya saja, dari lulusan SMA/sederajat tahun 2014 yang berjumlah
sekitar 2,7 Juta, Negara hanya mampu menyediakan bangku perguruan tinggi negeri
kepada mahasiswa baru sekitar 133.406. angka yang sangat-angka yang
rendah.
Belum
lagi orientasi pendidikan Indonesia, dijadikan sebagai alat kebudayaan untuk
menanmkan nilai-nilai keberpihakan pada kepentingan imperialisme AS dan
feodalisme. Sehingga pendidikan Indonesia tidak mempunyai orientasi untuk
membawa kemajuan rakyat dengan mendukung dan terlibat aktif memperjuangkan
reforma agraria sejati dan membangun industry nasional.
Selain
pendidikan yang menjadi hak dasar pemuda, pemuda juga mengalami persoalan untuk
mendapatkan pekerjaan layak di Indonesia. Dari total jumlah pemuda sebanyak
62,2 Juta, Pemuda pengangguran masih sangat terbilang tinggi yaitu sebesar 16,7
Juta dan penggangguran dari perguruan tinggi berkisar 700 rb (Bappenas 2014). Oleh
karena itu, hak dasar pemuda atas pendidikan dan pekerjaan dewasa ini masih
saja belum mampu dipenuhi oleh Negara. Sementara kita tahu, bahwa sesungguhnya pemuda
merupakan tenaga produktif di suatu bangsa yang harus dikembangkan untuk
membangun Negara Indonesia yang mandiri dan berdaulat sepenuhnya tanpa adanya
dominasi dari imperialisme AS dan feodalisme.
Dan juga kita tahu bahwa beberapa hari yang lalu
Indonesia baru saja melantik Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-JK. Rejim baru Jokowi-JK dianggap sebagai
presiden populis yang disebut-sebut sebagai ratu
adil atau satria pinigit yang dapat mengubah nasib rakyat Indonesia. Jokowi
ingin melahirkan sebuah sistem gaya pemerintahan yang “bersandar dari rakyat”.
Ini adalah sebuah ilusi yang mendalam yang dilahirkan oleh Jokowi-JK terhadap
rakyat Indonesia, Kita tahu Jokowi-JK hanyalah rejim yang berkedok nasionalis
dengan mengerahkan seluruh kekuatan
pendukungnya untuk tampil seolah-olah menjadi Presiden dan Wakil Presiden yang
merakyat. Jokowi-JK hanya meneruskan demokrasi palsu ala Imperialisme AS yang
diwariskan SBY dengan menyebar benih-benih ilusi yang dalam atas perubahan terhadap
rakyat Indonesia. Jokowi-JK bukan pemerintahan yang anti imperialisme AS dan
feodalisme yang selama ini menindas dan menghisap rakyat Indonesia. Bahkan pada
saat dirinya dilantik, Jokowi telah menjamu Menlu AS, John Kerry dan
berkomitmen untuk memberikan ruang bagi imperialisme AS berinvestasi di bidang industri
dan infrastuktur di Indonesia. Jokowi-JK juga tidak mempunyai program reforma agraria
sejati yang kongkrit. Karena program pertanian keluarga, pembagian tanah 1,5 Ha
per keluarga, pembangunan Bank pertanian, hanya reforma agraria palsu yang
tidak memberikan tanah pada rakyat (landreform). Namun petani dimobilisasi
untuk berada di bawah pengawasan perkebunan skala besar sebagai pemilik tanah. Artinya
perkebunan-perkebunan skala besar yang selama ini merampas tanah rakyat, akan
tetap dipertahankan.
Demikian konsep Revolusi mental yang dianggap sebagai konsep membentuk karakter
rakyat Indonesia, belum mempunyai sebuah arah yang jelas menciptakan kemajuan peradabaan di Indonesia.
Karena menurut kami, revolusi mental tak ubah dengan konsep lama yang tidak
menanamkan semangat perjuangan atas penindasaan yang dilakukan oleh
imperialisme AS dan feodalisme di Indonesia. Revolusi mental juga tidak akan
mampu mendorong pendidikan untuk mempunyai semangat melawan anti imperialisme
AS dan feodalisme. Revolusi mental hanya menjadi simbolis yang sok progesif, namun
tumpul tanpa mengubah sama sekali orientasi pendidikan Indonesia yang masih
terbelakang.
Dan
terakhir kami juga menyampaikan penolakan atas rencana kenaikan harga BBM oleh
Jokowi-JK, sebagai kebijakan yang menyengsarakan rakyat Indonesia. Sebab dengan
kenaikan harga BBM, akan mendorong inflasi harga kebutuhan pokok di Indonesia
yang semakin mencekik rakyat. Sebab kenaikan harga BBM tidak juga dibarengi
dengan kenaikan upah atau pendapatan rakyat Indonesia. Atau sama halnya dengan
tuntutan kenaikan upah 2015 yang diperjuangkan oleh kawan-kawan buruh. Itu akan
percuma apabila Jokowi-JK tetap mencabut subsidi dan menaikkan harga BBM.
Oleh
karena itu, Pimpinan Pusat Front Mahasiswa nasional (PP FMN) pada 28 oktober
2014, menyampaikan Selamat memperingati
Hari Sumpah Pemuda ke-86 Tahun. Kobarkan kembali Semangat Pemuda dan Tolak
Rencana Kenaikan Harga BBM”.
28 Oktober 2014,
Hormat Kami,
PIMPINAN PUSAT
FRONT MAHASISWA NASIONAL
Rachmad P Panjaitan
Ketua
0 komentar:
Posting Komentar