Hentikan Kekerasan Terhadap Anak-anak. Usut
tuntas pembunuh Angeline dan Pemerintah Harus Bertanggung-jawab Atas Tewasnya
Angeline
Di tengah hiruk-pikuk
pesta pernikahan anak Jokowi, kasus kematian akibat kekerasan dan pembunuhan
terhadap anak-anak malah datang menghampiri Denpasar, Bali. Angeline gadis
belia umur 8 tahun kelas 2 SD, harus tewas dengan keadaan tragis dikubur di
pekarangan rumah ibu angkatnya. Seperti yang diberitakan Angeline, dinyatakan
hilang semenjak tanggal 16 Mei 2015. Kemudian
pada tanggal 18 Mei, pihak keluarga angkat Angeline melaporkan secara resmi ke
kepolisian Sektor Denpasar Timur atas kehilangan Angeline. Berbagai element
masyarakat, guru-gurunya hingga kalangan artis, menunjukkan rasa empatinya
dengan terlibat mencari gadis malang ini.
Dan pada tanggal
10 Juni 2015, secara mengejutkan jasad Angeline ditemukan di pekarangan rumah
ibu angkatnya yang dikubur setengah meter, dengan pakaian lengkap dan tangan memeluk
boneka. Dirinya dililit seprei dan tali. Sontak saat ditemukannya Gadis belia
Angeline dengan kondisi yang mengenaskan, tentu menimbulkan rasa simpatik dan
sekaligus prihatin yang mendalam dari seluruh masyarakat Indonesia. Anak -anak yang seharusnya mendapatkan didikan
dan kasih sayang, kini kerap berujung maut di usia belia seperti Angeline.
Delapan
tahun silam, Hamidah melahirkan Angeline, anak ketiga dari pernikahannya dengan
Anwar Rosyidi. Karena alasan ekonomi atau tidak sanggup membayar biaya
persalinan, suami-istri asal Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut menyerahkan hak
asuh Angeline yang baru berusia tiga hari kepada Margareith CH Megawe, yang
juga istri mantan bos Rosidi. Sementara menurut Komnas Perlindungan
anak, menyatakan bahwa hak asuh Angeline ke
Ibu angkatnya Margareth tidaklah sesuai dengan prosedural. Artinya ini
adalah perdagangan anak-anak atau hak asuh illegal.
Di saat Angline
masih hidup, dia kerap mendapatkan perlakuan yang tidak layak dari orang tua
angkatnya. Seperti paparan Gurunya, Angeline saat ke sekolah kerap kotor dan
berlumuran lumpur. Berdasarkan pengakuan
Angeline kepada Gurunya, Angeline harus memberi makan puluhan ayam sebelum ke sekolah.
Tentangga Angeline, juga mengakui bahwa Angeline kerap mendapatkan perlakuan
kasar dari orang tua angkatnya. Namun masyarakat lebih memilih diam karena
takut terlalu mencampuri urusan keluarga Margareith.
Saat ini,
pihak kepolisian menetapkan Agus pembantu rumah tangga Margareith sebagai
tersangka. Agus menyampaikan bahwa Angeline sebelum dibunuh sudah 2 kali
diperkosa. Sebelum dibunuh, Agus mengaku memperkosa Angeline. Karena takut terungkap,
Agus membunuh Angeline dengan membenturkan kepalanya ke lantai dan kemudian
menguburnya ke pekarangan majikannya itu.
Akan tetapi, ada beberapa kejanggalan hingga Jasad Angeline ditemukan. Ketika
polisi maupun pejabat menteri ingin berkunjung ke rumah Angeline, Margareith menolak.
Atau selama ini sikap ibu angkat Margareith yang kasar pada Angeline.
Namun,
kasus kekerasan, pemerkosaan hingga berujung pada pembunuhan gadis belia
Angeline, menurut kami disebabkan abainya
Negara memberikan perlindungan terhadap Anak-anak atas ancaman kekerasaan yang dapat
terjadi dimana pun. Bahkan dalam kasus Angeline ini, Nampak adanya perdagangan
manusia atas hak asuh yang dipraktekkan
oleh ibu angkatnya Margareith. Terjadinya
perdagangan anak-anak ini akibat ketidakmampuan orang tua kandung Angeline
untuk membiayai persalinan Rumah Sakit. Sehingga berujung pada perjanjian antar
orang tua kandung angeline dan orang tua angkatnya, yang akan mengembalikan
Angeline ke mereka setelah usia 18 tahun. Di sini, dapat kita nilai bahwa komersialisasi kesehatan mendorong terjadinya
praktek perdagangan anak-anak. Selain itu, Negara malah tidak secara nyata
untuk melindungi anak-anak dan bahkan kedodoran
dalam hal adopsi. Menurut kami tingginya angka adopsi terhadap anak-anak usia dini, disebabkan
tekanan ekonomi yang sangat rendah dalam memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya.
Karena keadaan
yang miskin, membuat praktek Perdagangan anak-anak semakin merebak. Oleh
karena itu, kami PIMPINAN PUSAT FRONT MAHASISWA NASIONAL menyampaikan turut
belangsungkawa atas meninggalnya gadis belia Angeline, dan usut tuntas pelaku
pembunuhan Angeline, berikan perlindungan terhadap anak-anak serta pemerintah harus
minta maaf atas kasus ini. #Save_Anak_Indonesia.
PIMPINAN PUSAT
FRONT MAHASISWA
NASIONAL
Rachmad P
Panjaitan
Ketua
0 komentar:
Posting Komentar