No.
: 106/A/Ka. Dept
PR&K/PP-FMN/XI/2015
Perihal : Seruan Kampanye Hari Pahlawan Nasional
dan Solidaritas untuk Perjuangan Buruh 10
November 2015
Lampiran : -
Kepada
Yth. Pimpinan Cabang/Ranting
Di_
Tempat
I.
Pengantar
Salam
Demokrasi,
Semoga
kawan-kawan dalam keadaan sehat dan tetap semangat menjalankan aktivitas kerja
massa komprehensif untuk senantiasa membangkitkan, mengorganisasikan dan
menggerakkan massa mahasiswa untuk menghancurkan imperialis AS, feodalisme dan
kapitalis birokrat sebagai musuh rakyat Indonesia.
Indonesia
akan memperingati momentum Hari Pahlawan Nasional 10 November 2015. Peringatan
ini bagi FMN bukanlah semata-mata dalam kerangka berpikir borjuis untuk
mengenang jasa-jasa para pahlawan yang bertempur untuk memberikan kemerdekaan
bagi seluruh rakyat Indonesia. Kemudian, rakyat disuruh untuk menghormati jasa
para pahlawan dengan mengisi kemerdekaan
dengan hal-hal yang positif untuk membangun negara Indonesia.
Pelurusan
sejarah atas Hari Pahlawan Nasional haruslah ditegakkan, agar seluruh mahasiswa
dan rakyat Indonesia mampu memaknai secara objektif peristiwa 10 November 1945.
Peristiwa ini bukanlah semata-mata untuk mengenang jasa para pahlawan yang
telah gugur, yang kemudian diikuti dengan berbagai kegiatan upacara kenegaraan
yang dipimpin oleh kepala negara Republik Indonesia setiap tahunnya. Setiap
peringatan hari Pahlawan Nasional, penguasa negeri pun selalu memberikan gelar
kepahlawanan kepada tokoh yang berasal dari kaumnya sendiri tentara, birokrat,
borjuasi besar komprador dan tuan tanah besar. Pemberian gelar kepahlawanan
kepada musuh-musuh rakyat ini, kemudian menjadi cerminan pembelokan makna
perjuangan 10 November di Surabaya.
Apabila kita
menelisik sejarah 10 November 1945, merupakan deretan perjuangan rakyat
Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang bebas dari
cengkraman imperialisme kolonial. Ketika Jepang menyerah pada sekutu dalam
perang Asia Pasifik, kemerdekaan Indonesia pun dideklarasikan 17 Agustus 1945.
Melihat adanya kekuasaan yang kosong baik internal dan eksternal di Indonesia,
belanda beserta sekutu (Inggris, AS) kembali ingin menjajah Indonesia.
Tentara-tentara Belanda dan Sekutu mulai berusaha menduduki berbagai wilayah
Indonesia. Atas keadaan tersebut, rakyat sebagai pemegang kunci perubahan
sosial di Indonesia tidak menerima dan lantas melakukan berbagai perjuangan
bersenjata untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih 17 Agustus 1945.
Apalagi berita kemerdekaan RI yang telah tersebar ke seluruh penjuru wilayah
NKRI, membuat seluruh rakyat Indonesia secara sengit akan mempertahankan
kemerdekaan yang sepenuhnya untuk bebas dari cengkraman imperialisme kolonial
dan feodalisme.
Salah-satunya
yang paling dikenang dalam sejarah perjuangan rakyat Indonesia adalah peristwa
10 November 1945 yang nantinya akan menulis Hari Pahlawan Nasional. Peristiwa
ini ditandai dengan kemarahan rakyat Indonesia ketika Bendera belanda
dikibarkan di hotel yamato Surabaya pada 19 September 1945. Insiden ini
kemudian membuat rakyat ingin merobek bagian biru bendera Belanda. Kemudian pada tanggal 27 Oktober 1945 ketika pesawat
Inggris menyebarkan selebaran di Surabaya agar seluruh rakyat Indonesia
menyerahkan senjata kepada tentara Belanda. Selebaran ini langsung mendapatkan
penolakan keras rakyat, akibat dianggap upaya Belanda dan Sekutu yang ingin
merampas kembali kemerdekaan RI. Pada tanggal 28 Oktober, terjadi serangan
rakyat terhadap tentara Inggris di Surabaya yang menewaskan sekitar 200
prajurit musuh. Dan peristiwa yang paling mengharukan adalah serangan rakyat
Surabaya tanggal 30 Oktober yang menewaskan pimpinan musuh Brigjen AWS Mallaby.
Setelah terbunuhnya
Brigjen Mallaby, penganti Mayjen Robert Mansergh kembali mengeluarkan ultimatum
agar seluruh rakyat Indonesia harus meletakkan senjatanya dan menyerahkan diri
pada tentara Inggris. Batas ultimatum adalah jam 06.00 WIB tertanggal 10 November 1945. Ultimatum ini
dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap rakyat Indonesia.ultimatum itu pun
ditolak sebagai bentuk keteguhan rakyat merdeka sepenuhnya yang bebas dari
dominasi imperialisme kolonial di Indonesia. badan-badan perjuangan rakyat yang
telah dibentuk baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, pemuda, buruh dan tani,
ditujukan untuk menentang masuknya kembali pemerintahan Blenadan yang
memboncengi kehadiran tentara sekutu di Indonesia.
Pada tanggal
10 November pagi, tentara Inggris mulai melakukan serangan berskala besar di
Surabaya. Mereka mengerahkan 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank
dan kapal perang untuk mengempur Surabaya. Serangan musuh tersebut tidak
membuat rakyat gentar, seluruh milisi rakyat serta penduduk terlibat aktif angkat
senjata untuk melawan tentara Inggris. Diluar dugaan pihak Inggris yang
menganggap bahwa Surabaya dapat ditaklukan selama 3 hari ternyata meleset.
Pelopor pemuda semacam Bung Tomo aktif melibatkan diri untuk mendorong pemuda
dan rakyat Surabaya melawan gempuran musuh. Akibat peristiwa tersebut banyak
para milisi rakyat yang gugur untuk mempertahankan kemerdakaan. Inilah yang
menjadi dasar mengapa Hari Pahlawan nasional diperingati setiap 10 November.
Bagi kita,
semakin menegaskan bahwa perjuangan rakyat yang sengit dan tidak menyerah
melawan imperialisme, menjadi keyakinan bahwa Rakyatlah Sesungguhnya Pahlawan
sepanjang sejarah Indonesia. Kita melihat peristiwa 10 November adalah
perjuangan heroik bagi para pemuda, buruh dan tani yang bergabung di dalam badan-badan
milisi tentara rakyat untuk melawan imperialisme yang ingin mendominasi di
Indonesia. seluruh rakyat bersatu padu untuk menunjukkan sikap kepahlawanan
sesungguhnya melawan imperialisme yang ingin berkuasa di Indonesia. perjuangan
10 November ini juga berlanjut dengan peristiwa perlawanan rakyat atas agresi
militer I dan II yang ditentang keras rakyat.
Akan tetapi,
perjuangan 10 November dan perjuangan rakyat hingga saat ini, selalu ditandai
dari sikap kompromi atau kapitulasi/penyerahan diri pemerintahan Indonesia
kepada musuh yakni imperialisme. Perjanjian Reville, Lingarjati hingga KMB
1949, menjadi kenyataan yang telah memundurkan perjuangan rakyat Indonesia
untuk meraih kemerdekaan seutuhnya yang bebas dari imperialisme dan feodalisme.
Hingga saat ini, rakyat Indonesia hidup dalam sistem setengah jajahan setengah
feodal di bawah dominasi imperialis AS. Sedangkan pahlawan-pahlawan yaitu
rakyat yang berasal klas buruh, kaum tani, pemuda hanya disuguhi dengan seruan
untuk mengisi kemerdekaan dengan mendukung rejim yang kenyataannya hanyalah
pemerintahan boneka imperialis AS. Atas keadaan tersebut, pahlawan-pahlawan
klas buruh dan kaum tani Indonesia masih saja hidup dalam kertindasan dan
keterhisapan yang tiada ampunya dari perlakuan rejim yang menjadikan pahlawan kita sebagai objek melayani kepentingan
tuannya imperialis AS.
Maka semakin
terang bagi kita bahwa semangat kepahlawanan rakyat, pemuda, bung tomo, harus
selalu menyala-nyala dalam perjuangan kita saat ini. Sebab, rakyat masih saja
dihina, ditindas dengan berbagai kebijakan rejim yang membuat kehidupan rakyat
semakin menderita dan miskin. Saatnya kepahlawanan untuk melawan dominasi
imperialis AS dan feodalisme, ditunjukkan dengan semangat menggelorakan
perjuangan massa untuk merebut hak-hak demokratis rakyat yang masih dirampas
imperialis AS, feodalisme dan kapitalis birokrat. 10 November tahun 2015 ini
juga, kondisi rakyat semakin menderita. Sebagaimana klas buruh Indonesia saat
ini sedang berjuang secara masif dan meluas melawan politik upah murah ketika
dikeluarkannya PP N0. 78 Tahun 2015 tentang pengupahan. PP pengupahan ini akan
semakin memangkas upah buruh yang membuat kehidupan klas buruh akan semakin
teralienasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan sosialnya. Oleh karena itu,
kami PP FMN Menyerukan kepada seluruh jajaran organisasi FMN Cabang dan
Ranting untuk menyikapi Hari Pahlawan Nasional dan Mendukung Mobilisasi
Nasional menolak PP Pengupahan 10 November 2015.
II.
Tema dan
Tuntutan
a. Tema
Kekonsistenan
Perjuangan Rakyat, adalah Inti Kepahlawanan kita. Ayoo Ramaikan Perjuangan
Pahlawan Buruh Menolak PP Pengupahan 10 November 2015
b. Tuntutan
1. Laksanakan
Landreform sejati dan Industri nasional
2. Hapuskan PP
Pengupahan dan berikan Upah sesuai kebutuhan hidup rill buruh
3. Berikan
pendidikan dan lapangan kerja bagi seluruh rakyat Indonesia
4. Tolak
Program Bela Negara, Cabut SE Hate Speech dan Pergub 228 Tentang pembatasan
aksi unjuk rasa
5. Berikan
Kebebasan mengeluarkan pendapat, berorganisasi dan hentikan kriminalisasi
terhadap rakyat
III.
Tujuan dan
Target
1. Dalam
momentum Hari Pahlawan Nasional kita kuatkan semangat patriotis perjuangan
rakyat melawan musuh-musuh rakyat Imperialisme, feodalisme dan kapitalis
birokrat
2. Berbagai
kegiatan Hari Pahlawanan Nasional ditujukan untuk mengkampanyekan persoalan
pemuda mahasiswa dan rakyat Indonesia
3. Kampanye
Hari Pahlawan Nasional juga ditujukan untuk mendukung Mobilisasi Nasional
pahlawan buruh 10 November untuk melawan politik upah murah menghapuskan PP
Pengupahan
4. Kampanye ini
mampu melibatkan seluruh anggota FMN dan massa mahasiswa untuk terlibat ambil
bagian aktif
5. Kampanye
Hari Pahlawanan Nasional harus mampu menghubungkan pekerjaan politik dan
organisasi khususnya menekankan aspek pendidikan propaganda, konsolidasi hingga
rekrutmen anggota sebanyak-banyaknya
IV.
Bentuk dan
Waktu Kegiatan
1. Diskusi,
aksi petisi dan bagi selebaran (09 November)
2. Aksi Massa
(10 November)
V.
Penutup
Demikian
seruan ini kami terbitkan, atas perhatian dan semangat menjalankannya kami
ucapkan terima kasih. Jayalah perjuangan kepahlawanan rakyat, Jayalah FMN !
08, November
2015
Hormat kami,
PIMPINAN PUSAT
FRONT MAHASISWA NASIONAL
Disetujui,
Ka Dept Pelayanan Rakyat dan
Kampanye Ketua
Sofian efendi Rachmad
P Panjaitan
0 komentar:
Posting Komentar