![]() |
Foto aksi aliansi Soedarman melawan di depan rektorat Unsoed, 4/11/2016 |
Perlawanan atas Privatisasi, komersialisasi
dan Liberealisasi pendidikan di kampus Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)
kian hari kian menggelora. Aliansi Soedirman melawan yang merupakan aliansi
dari berbagai elemen di kampus UNSOED kembali menggelar aksi pada tanggal 4
November 2016. Aksi ini merespon Surat Keputusan (SK) Rektor Nomor : Kept.1064/UN23/PP.01.00/2016. Didalam SK tersebut, tertulis bahwa rektorat
menagih Uang Kuliah Tunggal (UKT) dilakukan terhadap sebagian mahasiswa baru
jalur SNMPTN Tahun Anggaran 2016 yang belum bayar pada saat jadwal Registrasi
dilaksanakan.
Persoalan atas SK ini muncul
dikarenakan Aliansi Soedirman Melawan
menemukan kajanggalan dalam bentuk adanya kenaikan levelan uang kuliah tunggal (UKT) dan ada juga
mahasiswa yang sudah membayar UKT, kembali ditarik UKT. Disisi lain, secara
yuridis, bahwa UKT tidak boleh ditarik saat masa kuliah berlangsungnya
semester. sebab, UKT merupakan uang partisipasi masyarakat akan penyelenggaraan
pendidikan tinggi. Karena didalam UKT tersebut terdiri atas Biaya Kuliah
Tunggal (BKT) dan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Artinya rektorat
Unsoed bertindak semana-mena terhadap mahasiswa dengan cara menarik UKT di
pertengah semester yang tidak sesui dengan peraturan tentang UKT.
Persoalaan atas SK ini kemudian
berdampak signifikan kepada 1273 mahasiswa baru 2016 mengalami penderitaan berupa
kenaikan biaya UKT dan pembayaran kembali UKT yang sejatinya sudah mereka bayar sebelumnya. Dampak yang diderita
(mahasiswa UNSOED 2016) ini kemudian
mencerminkan praktek Privatisasi, komersialisasi dan liberealisasi pendidikan yang diterapkan oleh rektorat UNSOED. skema praktek
Privatisasi, komersialisasi, liberealisasi pendidikan yang menjadikan
pendidikan sebagai ruang untuk menghisap dan menindas mahasiswa dengan merauk keuntungan sebesar-besarnya terhadap
mahasiswa.
Kenaikan biaya kuliah yang terjadi setiap
tahun diseluruh pendidikan tinggi baik Pendidikan Tinggi Negeri (PTN) maupun
Pendidikan Tinggi Swasta (PTS) telah menjauhkan rakyat dari akses pendidikan
tinggi. karena secara umum situasi penghidupan rakyat semakian merosot akibat
massif perampasan tanah, politk upah muarah dan tingginya angka pengguran.
Situasi ini menjadi ceriman bobroknya dunia pendidikan tinggi di Indonesia.
Kami dari Pimpinan Pusat Front
Mahasiswa Nasional mendukung sepenuhnya perjuangan mahasiswa UNSOED (Alinasi
Soedirman Melawan) dengan tuntutan
1.
Mencabut surat keputusan Rektor
No.KEPT.1064/UN23/PP.01.00/2016 yang
menena-mena terhadap mahasiswa UNSOED angkatan 2016
2.
Melibatkan mahsiswa dalam seluruh Kebijakan
Kampus di Univesitas Jendral Soedirman
Kami menyerukan kepada seluruh mahasiswa
untuk memperkuat persatuan dan
memperluas perjuangan melawan Privatisasi, komersialiasi dan liberealisasi
pendidikan, serta ambil bagian dalam perjuangan rakyat. Selain itu juga, kami
menyerukan kepada seluruh FMN se Indonesia untuk memasifkan perjuangan melawan
seluruh kebijakan kampus yang anti terhadap mahasiswa dan rakyat.
Jakarta, 6 November 2016
Hormat kami,
Rahmat Panjaitan
Ketua Umum FMN
0 komentar:
Posting Komentar