Bulan Mei dikatakan sebagai salah satu bulan penuh sejarah di Indonesia. Berbagai peristiwa sejarah, menjadi momentum yang selalu diperingati oleh rakyat Indonesia secara luas, baik itu momentum internasional maupun nasional. Mulai dari peringatan hari buruh sedunia pada satu Mei, Hari Pendidikan Nasional pada dua Mei hingga Peringatan Kebangkitan Nasional 20 Mei. Selain itu, selama 19 tahun kebelakang rakyat Indonesia juga memperingati gerakan demokratis rakyat Indonesia pada tahun 1998 yang berhasil menumbangkan Soeharto dan Orde Baru-nya yang telah berkuasa selama 32 tahun.
Gerakan Demokratis 98 merupakan salah satu
tonggak penting dari perjuangan rakyat Indonesia yang harus diketahui dan
diambil pelajarannya. Gerakan tersebut merupakan upaya dari rakyat merebut dan
membebaskan hak–hak ekonomi, politik dan kebudayaan yang selama puluhan tahun
ditindas oleh kekuasaan negara dibawah pemerintahan Soeharto. Gerakan tersebut
juga merupakan cermin dari jalan panjang perjuangan rakyat Indonesia berhadapan
dengan kekuasaan yang anti demokrasi.
Selama puluhan tahun, rakyat Indonesia
melakukan perlawanan menentang kekuasaan fasis Soeharto yang begitu semena-mena
menindas rakyat untuk kepentingan politik kekuasaan. Melalui tiga mesin utama
yaitu Militer, Birokrasi dan Golkar, Orde Baru menjalankan kekuasaan dan
menindas setiap musuh politik mereka dengan kejam. Kestabilan politik
ditetapkan oleh Orde Baru sebagai perlindungan terhadap operasional kapitalis
finance di Indonesia.
Periode penghancuran dan pemberangusan
gerakan rakyat misalnya dengan depolitisasi gerakan mahasiswa melalui NKK/BKK
dan pembentukan wadah tunggal gerakan pemuda dalam KNPI. Kebijakan tesebut
merupakan imbas dari kenaikan gerakan rakyat, terutama pemuda-mahasiswa di
periode akhir 1960an dan awal 1970-an menentang kebijakan masuknya investasi
asing ke Indonesia. Skema tersebut juga berlaku di gerakan lain seperti Tani
yang diberi wadah HKTI dan buruh yang diberi wadah tunggal dalam SPSI. Hal tersebut
tidak lain untuk mengontrol sepenuhnya gerakan dan organisasi rakyat agar tidak
berseberangan dengan kepentingan orde baru.
Konsep “Pembangunanisme (developmentalism)” Soeharto hancur dengan seketika. Macan Asia yang
begitu dibangga-banggakan ternyata hanya gelembung yang dihidupi dari hutang
menggunung, investasi yang dengan mudah dikeluar-masukkan sesuka investor. Indonesia dalam waktu singkat
menjadi negara bangkrut tanpa daya.
Puncaknya adalah jatuhnya rejim fasis Soeharto pada 21
Mei 1998 karena
besarnya gelombang gerakan rakyat. Sebuah gerakan yang
diawali dari situasi penghidupan ekonomi yang kemudian menjadi tuntutan
politik. Rakyat paham bahwa tanpa gerakan politik maka keadaan ekonomi juga
tidak akan berubah.
Meskipun demikian, gerakan rakyat sekali lagi harus
mengalami kegagalan untuk mengubah keadaan yang fundamental. Ketika terjadi kompromi dengan klik penguasa untuk
peralihan kekuasaan secara damai kepada BJ Habibie, yang sekaligus merancang kanalisasi gerakan melalui pemilu 1999 dan sekaligus
reformasi ekonomi yang sekali lagi berada dalam kontrol IMF. Soeharto dan kroni-kroninya
tidak tersentuh hukum dan bisa dikatakan dilindungi. Golkar bahkan kembali
menjadi partai besar, sementara partai-partai baru pun banyak yang kemudian
berada dibawah kepemimpinan almamater Orde Baru.
Di Bawah rezim Jokowi-JK: Kemerosotan Hidup Rakyat Dan Pemberangusan Demokrasi
Indonesia dibawah
Jokowi-JK juga mengandalkan model pembangunan yang mirip dengan era Soeharto
yaitu dengan mengandalkan pembangunan infrastruktur skala besar, monopoli
sumber agraria termasuk dengan mengembangkan skema keuangan yang langsung
menjangkau petani kecil untuk mengkonsolidasikan tanah, hasil pertanian, dan
jenis komoditas pasar dibawah kepentingan monopoli imperialisme pimpinan
Amerika Serikat.
Kondisi tersebut
menempatkan Indonesia untuk terus berada dalam kondisi krisis di lapangan
agrikultur atau pedesaan tiga rangkap sekaligus yaitu pedesaan, pertanian dan
petani. Pedesaan senantiasa dalam
keadaan terbelakang dan menjadi kantong terbesar kemiskinan di Indonesia,
penyumbang buruh migran, buruh musiman maupun buruh diperkotaan. Kondisi Pertanian
juga sama, dalam keadaan krisis dimana tidak mampu memberikan kesejahteraan
rakyat di pedesaan meskipun sebagai penyedia pangan dan hasil pertanian bagi
negara. Sementara kaum Tani menjadi
sektor yang semakin terpuruk meskipun harga komoditas pertanian naik. Monopoli
tanah, sarana produksi pertanian dan kontrol harga produksi berada dibawah
kendali tuan tanah besar dan komprador.
Industri yang
berkembang di Indonesia saat ini juga tidak ada bedanya dengan era Orde Baru,
dimana mayoritas merupakan industri rakitan dengan tingkat teknologi rendah.
Sementara buruh berada dalam sebuah skema pasar tenaga kerja yang menempatkan
buruh dalam upah yang senantiasa dalam titik terendah dengan perlindungan yang
begitu lemah. Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi misalnya memberikan segala
keistimewaan bagi investasi dan menempatkan buruh sebagai korban dalam skema
perampasan upah dan penghisapan nilai lebih yang kian ekstrim.
Rakyat berusaha
diilusi dalam angka pertumbuhan ekonomi, seolah Indonesia adalah negara yang
kuat dalam periode krisis saat ini. Sementara fakta bahwa pertumbuhan ekonomi
tersebut tidak sebanding dengan ketimpangan yang semakin tinggi. Dimana
mayoritas ekonomi Indonesia dikendalikan dan dinikmati oleh segelintir orang
terutama tuan tanah besar dan borjuasi besar komprador.
Sementara itu, kebijakan
anti demokrasi semakin digencarkan, menanggalkan topeng populisme rejim
Jokowi-JK. Politik pecah belah, pembatasan kebebebasan berpendapat, berkespresi
dan berorgnaisasi, hingga kungkungan terhadap gerakan demokratis dilakukan
secara sistematis melalui isu-isu SARA baik itu berbasiskan konflik agama
maupun rasial. Jokowi-JK secara gamblang berusaha menempatkan gerakan dalam
stigma pengganggu stabilitas nasional, merusak formasi organisasi rakyat
melalui isu organisasi illegal dan terlarang hingga pembubaran organisasi
rakyat. Selain itu, teror, kekerasan, intimidasi hingga kriminalisasi terhadap
rakyat berlangsung semakin massif baik terhadap petani, buruh, perempuan,
rakyat di perkotaan, suku bangsa minoritas, dan pemuda-mahasiswa. Seluruh
tindakan ini adalah ancaman yang mengarah pada pemberangusan demokrasi.
Peran Mahasiswa, Lahir dan Berkembangnya Gerakan Demokratis
Dalam gerakan 98, pemuda-mahasiswa memiliki peranan
yang besar. Melalui militansi yang dibangun jauh sebelum era 90-an, kaum intelektual muda ini sudah memahami bagaimana
negara dalam keadaan rusak dibawah kontrol orde baru. Gelombang
gerakan pemuda-mahasiswa semakin meluas,
militan, dan menemukan momentumnya pada Mei 1998, bersama rakyat mampu menggulingkan pemerintahan
fasis Soeharto.
Sejarah telah mencatat bagaimana peran mahasiswa menjadi gerakan yang mampu
memperkuat gerakan rakyat dalam perjuangan politik.
Peran tersebut semestinya dapat dimaknai
sebagai semangat yang harus terus dilanjutkan dengan mengambil bagian secara
langsung dalam perjuangan rakyat di Indonesia saat ini. Arti penting lainnya
dari gerakan demokratis 98 adalah pembuka bagi lahirnya gerakan rakyat yang
demokratis, salah satunya di sektor pemuda Mahasiswa.
Pasca keruntuhan rezim Soeharto, salah satu
momentum bersejarah bagi gerakan pemuda mahasiswa di Indonesia adalah lahirnya
Front Mahasiswa Nasional pada 18 Mei 2003. Front Mahasiswa Nasional lahir dari
tempaan perjuangan dan oto kritik dari sejarah panjang gerakan mahasiswa.
Kelahiran Front Mahasiswa Nasional tidak bisa dilepaskan dari perjuangan
gerakan mahasiswa bersama rakyat dalam upaya menumbangkan rezim fasis Soeharto.
Pasalnya, embrio dari Front Mahasiswa Nasional adalah organisasi-organisasi
tingkat kota dan kampus yang menyatukan diri dalam satu tujuan bersama.
Kelahiran tersebut menjadi catatan sejarah penting, Front Mahasiswa Nasional
adalah satu-satunya organisasi massa mahasiswa yang memiliki pandangan konkrit
atas situasi dan kondisi masyarakat Indonesia, yaitu masyarakat setengah
jajahan dan setengah feodal.
Kini, Front Mahasiswa Nasional genap berusia
14 tahun. Usia yang terhitung muda sebagai
organisasi tidak mengecilkan dan memadamkan sedikitpun semangat juang untuk
mewujudkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi
kepada rakyat. Selain itu, dalam perkembangannya Front Mahasiswa Nasional juga
terus meneguhkan diri bahwa tugas sejarah perjuangan bersama rakyat untuk
mewujudkan kemandirian dan kedaulatan rakyat belumlah usai. Di bawah
pemerintahan Jokowi-JK, Front Mahasiswa Nasional akan terus aktif berjuang
melawan seluruh kebijakan yang
memerosotkan hidup rakyat dan merampas demokrasi rakyat. Momentum Hari Lahir ke 14 ini juga akan dijadikan
oleh Front Mahasiswa Nasional untuk terus menjadi sekolah bagi mahasiswa,
menggalang persatuan, dan menjadi alat perjuangan.
Di bawah rezim Jokowi-Jk, Pemuda-mahasiswa
semakin tertindas akibat skema liberalisasi, komersialisasi, dan privatisasi
pendidikan yang terus dipraktekkan di Indonesia. Keadaan ini menyebabkan
pendidikan Indonesia semakin mahal dan sulit diakses oleh seluruh rakyat.
Berbagai kebijakan telah menjadikan pemuda mahasiswa sebagai sapi perah yang
terus dihisap dengan tindakan anti demokrasi juga semakin meluas di
kampus-kampus: Pelarangan aktivitas malam dan mimbar ilmiah, pelarangan
berorganisasi, skorsing dan drop-out semena-mena, intimidasi,
kekerasan, hingga kriminalisasi mahasiswa.
Oleh karena itu, dalam menapaki langkah
kedepan Front Mahasiswa Nasional harus semakin kuat dan luas baik dalam
lapangan politik maupun organisasi. Keteguhan dalam diri organisasi untuk terus
menjadi abdi setia bagi rakyat, menyokong sepenuhnya dan terlibat aktif dalam
perjuangan rakyat melalui aliansi dasar klas buruh dan kaum tani akan terus
digelorakan. Front Mahasiswa Nasional akan terus maju bersama gelombang pasang perjuangan massa demi
mewujudkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis, dan mengabdi
kepada rakyat.
Jayalah FMN
!
Jayalah
Perjuangan Rakyat !
Jakarta, 18
Mei 2017
Hormat kami,
Pimpinan
Pusat
Front
Mahasiswa Nasional
Symphati Dimas Rafi’i
Ketua Umum
3 komentar:
luar biasa gan, saya sangat tertarik dengan kajian2 seperti ini dan ingin ikut diskusi isu2 permasalahan tsb. saya seorang mahasiswa di salah satu PTN di semarang adakah kontak yg bisa saya hubungi untuk bisa gabung dlm sesi2 diskusi fmn?
kawan rian dari kampus apa di semarang
Maaf baru membalas, saya mahasiswa universitas diponegoro bang.
Posting Komentar