Jakarta,
10 Oktober 2017, Pimpinan pusat Front Mahasiswa Nasional mengutuk dan mengecam
tindakan represfitas yang dilakukan oleh kepolisian Banyumas, TNI dan Satpol PP
Banyumas terhadap massa Aksi dari Aliansi Selamatkan Slamet. Tindakan
Represfifitas ini merupakan bukti dari watak fasis yang anti demokrasi dan anti
kritik. Aksi Massa yang dilakukan oleh Aliansi Selamatkan Slamet merupakan
wujud konkret dari kritik terhadap skema pembangunan yang dijalankan oleh
pemerintah tanpa memperhatikan hak-hak demokratis rakyat dan juga dampak buruk
terhadap lingkungan.
Gunung
Slamet yang berada di Provinsi Jawa Tengah merupakan sebuah Gunung yang menjadi
sasaran dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB). PT SAE selaku
pemegang izin telah melakukan pelanggaran-pelanggaran baik dalam aspek
perencanaan dan pelaksanaan. Hal ini berdampak pada kerusakan ekologis mulai
pencemaran sungai, rusaknya ekosistem hutan, hingga berdampak pada kehidupan
satwa yang berada dikawasan Gunung Slamet. Selain dampak Ekologis, proyek ini
memiliki dampak yang serius terhadap kehidupan warga di kawasan Gunung Slamet
mulai dari lahan pertanian dan perkebunan petani, rusaknya sumber air minum dan
air bersih warga. Tercatat di Kabupaten Banyumas 7 desa yang terkena dampak
dari proyek ini.
Aliansi
Selamatkan Slamet menggelar aksi dengan melakukkan longmarch dari Kampus IAIN
Purwokerto Hingga kantor Bupati Banyumas. Massa aksi menggelar juga kegiatan
panggung kebudayaan sebagai salah satu bentuk dalam aksi di depan kantor
Bupati Banyumas. Pada pukul 21.47 pihak kepolisian memberikan peringatan dan
puncaknya pada pukul 22.00 berbagai pihak yang terdiri dari pihak kepolisian,
Militer dan Satpol PP melakukan pembubaran paksa dan menghancurkan tenda yang
didirikan oleh massa aksi. Selain itu juga menangkap 24 orang peserta aksi (7 orang diantaranya adalah anggota FMN Cabang Purwokerto) serta terjadi tindak pemukulan terhadap massa aksi. Kondisi ini juga semakin
memperjelas posisi Rezim Jokowi beserta rezim di bawahnya, yaitu pelayan dan
pengabdi setia pada kepentingan imperialisme, borjuasi besar dan tuan tanah
besar.
Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Nasional Menyerukan kepada seluruh Cabang dan Ranting untuk dapat melakukan aksi respon cepat terkait penangkapan terhadap massa aksi Aliansi Selamatkan Slamet. Aksi respon cepat ini dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2017.
Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Nasional Menyerukan kepada seluruh Cabang dan Ranting untuk dapat melakukan aksi respon cepat terkait penangkapan terhadap massa aksi Aliansi Selamatkan Slamet. Aksi respon cepat ini dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2017.
Atas
situasi tersebut maka, kami Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Nasional dengan ini
menyatakan sikap:
1. Menuntut Pihak Polres Banyumas untuk segera Melepaskan 24 orang peserta aksi yang ditangkap
1. Menuntut Pihak Polres Banyumas untuk segera Melepaskan 24 orang peserta aksi yang ditangkap
2. Mendukung
penuh perjuangan dari kawan-kawan Aliansi Selamatkan Slamet
3. Mengutuk keras tindakan fasis yang dilakukan oleh pihak kepolisian Banyumas, Militer dan Satpol PP Banyumas
4. Cabut Izin Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Baturaden
3. Mengutuk keras tindakan fasis yang dilakukan oleh pihak kepolisian Banyumas, Militer dan Satpol PP Banyumas
4. Cabut Izin Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Baturaden
Jakarta,
10 Oktober 2017
Hormat Kami,
Pimpinan pusat
Front Mahasiswa Nasional
SYMPHATI DIMAS RAFI’I
KETUA UMUM
3 komentar:
Anjaaaaayyyy
Dasar fasis
Fasis. Fasis.
Hancurkan. Bung
Posting Komentar