(Dok:FMN)
Jakarta (11/02/2018), Guyuran
hujan yang melanda Ibukota Jakarta sejak pagi tak menyurutkan warga Kapuk
Poglar yang tergabung dalam Komite Tolak Penggusuran (KTP) Kapuk Poglar untuk
melakukan kampanye Tolak Penggusuran Kapuk Poglar RT 007/RW 004. Sejak pagi
pukul 07.00 wib warga sudah mulai berkumpul dan berangkat menuju bundaran Hotel
Indonesia untuk melakukan One Billion Rising (OBR) di tempat Car Free Day (CFD).
OBR merupakan sebuah tarian atas pembebasan perempuan dari diskriminasi dan
kekerasan.
KTP-Kapuk Poglar melakukan tarian
OBR sebagai rangkaian kampanye dalam penolakan penggusuran. Tercatat sekitar 50
orang terlibat dalam kampanye di Bundaran Hotel Indonesia. Tuntutan yang dibawa
oleh warga ialah menuntut pembatalan penggusuran terhadap tempat tinggal warga
kapuk poglar. Selain melakukan tarian OBR, KTP-Kapuk Poglar juga membentangkan
poster tuntutan dan juga melakukan pembagian selebaran.
(Dok: FMN)
Sejak Tahun 2016 lalu, warga
Kapuk Poglar telah menghadapi ancaman penggusuran. Ancaman ini terus berulang
sejak tahun 1995, 1997, dan 2002. Dalam hal ini, Ancaman penggusuran tersebut
lahir dari Kepolisian Daerah Metro Jaya (POLDA Metro Jaya). Polda Metro Jaya
berencana akan membangun Rusun Asrama Polri (dua Tower) dengan alas Hukum
Sertifikat Hak Pakai diatas tanahseluas 15.900 yang ditempati oleh 166 Kepala
Keluarga (KK) dengan 641 Jiwa di Kapuk Poglar.
Dalam sejarahnya warga Kapuk
Poglar sudah menepati sejak tahun 1982 hingga sekarang. Warga juga membayar
Pajak Bumi Bangunan. Mendapatkan KTP, dan Kartu Tanda penduduk dari pemerintah
setempat. Pihak polda sangat ngotot untuk mengambil tanah warga, setidaknya
beberapa kali warga mengalami tindak intimidasi mulai dari memasuki kawasan
kapuk Poglar dengan menggunakan kendaraan bermotor dan bersenjata lengkap,
merampas Handphone warga saat merekam kedatangan polda, hingga intimidasi dalam
bentuk verbal. Akibat hal ini, warga mengalami trauma mendalam atas tindak
tanduk dari pihak Polda Metro Jaya.
“Tarian ini merupakan bentuk dari
ekspresi rakyat dalam menyampaikan tuntutannya. Selain mewakili aspirasi rakyat
Kapuk Poglar yang menolak penggusuran, tarian OBR ini merupakan bentuk suara
anti terhadap kekerasan terhadap perempuan. Termasuk rencana penggusuran yang
erat kaitannya dengan berbagai tindak kekerasan, termasuk kepada
perempuan.”,Tutur Symphati Dimas selaku Ketua Umum FMN
Aksi Kampanye ditutup pada pukul 10.00 wib dengan berbaris bersama dan membentangkan poster-poster tuntutan.
0 komentar:
Posting Komentar