Jakarta (5/05/2018), Pasca
rangkaian aksi kampanye May Day dan Hardiknas, Front Mahasiswa Nasional Cabang
Makassar (FMN Cabang Makassar) menyelenggarkan Konferensi Cabang ke 2.
Konferensi Cabang dibuka pada 4 Mei dan akan berakhir tanggal 6 Mei 2018.
Konferensi ini diselenggarakan di Sekolah Paralegal Kassi-Kassi, Kota Makassar.
Sementara itu, Tema yang diusung dalam konferensi adalah Perkuat dan Perluas
Organisasi dengan Mengintensifkan
Pekerjaan Politik dan Organisasi untuk Menggelorakan Perjuangan Demokrasi
Nasional dalam Kampus.
Konferensi yang berlangsung dengan sederhana dan
penuh semangat tersebut dihadiri oleh delegasi perwakilan setiap Ranting.
Terdapat delegasi dari Ranting Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar (UIN AM), Universitas Muhammadiyah Makassar
(UNISMUH), dan Universitas Islam Makassar (UIM). Seluruh delegasi hadir dengan
visi yang sama yaitu memajukan perjuangan pemuda mahasiswa. Seperti yang
disampaikan oleh Usman Ali/Sekretaris Cabang “Kami menyelenggarakan Konfercab
ini untuk memperbaiki seluruh pekerjaan organisasi, sehingga seluruh aspeknya
bisa terus dimajukan. Seluruh delegasi yang hadir juga datang dengan penuh
semangat, terlebih kita baru saja melakukan kampanye May Day dan hardiknas”.
Dalam
perkembangannya saat ini, problem pemuda mahasiswa terus semakin luas. Biaya
pendidikan yang terus meningkat, berbagai pungutan liar di dalam kampus, hingga
berbagai bentuk fasisme terus dihadapi oleh mahasiswa. Tidak hanya itu, pasca
kuliah mahasiswa juga dihadapkan dengan dunia kerja yang semakin sempit. Hal
tersebut dinilai oleh FMN sebagai problem khusus yang dihadapi oleh mahasiswa.
Sehingga dalam Konferensi Cabang kali ini, FMN Cabang Makassar juga merumuskan
tema yang berorientasi melahirkan berbagai resolusi dan program kerja yang
lebih baik lagi.
Seperti yang dituturkan oleh Ilham/Ketua Cabang “Bagi kami,
problem khusus dari mahasiswa harus diperjuangkan oleh mahasiswa.
Komersialisasi pendidikan harus dilawan karena bertentangan dengan Konstitusi
Negara dan telah merampas hak demokratis rakyat untuk mengenyam pendidikan.
Belum lagi soal berbagai kebijakan larangan berorganisasi, melakukan aksi di
kampus, melayangkan kritik hingga tindak kekerasan dan kriminalisasi yang
terjadi di kampus. Hal itu harus direspon dengan memperbesar perjuangan
mahasiswa. Serta, perjuangan mahasiswa harus bertalian erat dengan rakyat
Indonesia di seluruh sektornya. Masalah-masalah tersebut yang juga kami bahas dan diskusikan dalam forum Konferensi Cabang ini” tutur Ilham.
FMN sebagai organisasi massa mahasiswa, terus menyerukan kepada mahasiswa untuk terlibat aktif dalam organisasi dan perjuangan. Mahasiswa harus mampu keluar dari zona nyamanya dan meruntuhkan menara gading kampusnya. Hanya dengan itulah, satu persatu hak demokratis mahasiswa dan rakyat dapat direbut kembali. FMN menyerukan bahwa pendidikan adalah hak rakyat. (yogi)
0 komentar:
Posting Komentar