Tingkatkan Daya Juang dan Militansi: Melompat
Jauh Kedepan Perbesar Organisasi dan Majukan Perjuangan Demokratis Nasional
Salam Demokrasi,
Hidup Klas Buruh !
Hidup Kaum Tani !
Hidup Pemuda-Mahasiswa !
Hidup Kaum Perempuan
Hidup
Front Mahasiswa Nasional !
Kami sampaikan salut dan hormat setinggi-tingginya kepada
seluruh jajaran organisasi, seluruh pimpinan dan anggota FMN yang selalu rela
berkorban dan gigih dalam garis perjuangan demokratis nasional. Selama 16 tahun
ini, kita semua telah menunjukan konsistensi dan tangguh yang membaja demi
kemajuan organisasi dan demi perjuangan massa. Keteguhan dalam melawan setiap
kesulitan, ketabahan dalam membangun dan mengembangkan organisasi, serta
keberanian yang berkobar untuk terus memperhebat perjuangan massa rakyat
tertindas di Indonesia. Itu semua harus kita tingkatkan, terus menempa diri.
Kami juga menyampaikan rasa terimakasih yang tidak terhingga
kepada seluruh organisasi-organisasi massa rakyat tertindas yang telah banyak
memberikan pelajaran dan inspirasi. Organisasi Klas Buruh, Kaum Tani, dan
sektor lainnya telah menjadi tauladan yang terus membajakan militansi kami
dalam berjuang dan meneguhkan semangat pengabdian kami kepada rakyat.
Begitu
pula kepada seluruh pemuda-mahasiswa di Indonesia yang terus menunjukan
keteguhannya sebagai bagian dari perubahan besar rakyat Indonesia.
Pemuda-Mahasiswa memiliki tugas suci nan panjang untuk berjuang bersama rakyat,
mengabdikan ilmu pengetahuan, tenaga, dan seluruh miliknya untuk perjuangan
rakyat.
Kepada Seluruh kawan-kawan FMN,
16 tahun telah berlalu sejak FMN berdiri dengan deklarasi
yang menggema, dan kondisi objektif semakin jelas menunjukan kemerosotan dari
sistem yang dibangun oleh imperialisme. Imperialisme
adalah macan kertas, mereka tidak lagi bisa menemukan obat untuk mengatasi
krisis dalam tubuhnya. Sehingga sisa tenaganya dicurahkan untuk melipatgandakan
penghisapan dan tindasan terhadap seluruh rakyat dunia.
Di dalam
negerinya, pemerintah AS menjalankan politik upah murah semakin gencar,
pemangkasan subsidi, pembatasan rakyat atas akses fasilitasi publik, hingga PHK
Massal terjadi. Sementara di berbagai negeri bonekanya, imperialis AS
memaksakan dikte dari skema neoliberalnya dapat dijalankan.
Tidak hanya
melalui rezim bonekanya, namun lebih jauh lagi imperialis AS tidak segan
melakukan provokasi, intervensi, hingga serangan agresi militernya kepada
negeri-negeri yang bertentangan dengannya. Semua itu demi memuluskan perputaran
kapitalnya dan mendapatkan super profit yang
semakin besar, sehingga semakin meluaskan dominasi di berbagai negeri. Dengan
harapan akan menunda kehancuran dari imperialisme.
Situasi tersebut semakin memperterang pandangan kita
bahwa imperialisme AS adalah musuh dari seluruh rakyat dunia, merupakan musuh
dan sumber masalah dari rakyat Indonesia. Oleh karennya, sistem dan era
imperialisme saat ini juga menunjukan pembusukan dan kemerosotannya kepada
kita. Maka semakin jelas bahwa hari
depan dari sistem dan era imperialisme adalah Liang Kubur, sementara hari depan dari perjuangan rakyat adalah
kemenangan yang gemilang. Perkuat persatuan rakyat dan solidaritas
internasional, Hancurkan Imperialisme !!
Kawan-kawan Pejuang Sejati,
Indonesia adalah negeri setengah jajahan setengah feodal, di
mana imperialisme Amerika Serikat yang bersandar pada basis sosial feodal terus
menghisap rakyat Indonesia. Perjuangan kita saat ini adalah perjuangan
demokratis nasional, artinya bertujuan untuk menghancurkan imperialisme dan
feodalisme. Mengapa demikian? karena akibat dari dominasi imperialisme dan
feodalisme, rakyat Indonesia terus terpuruk dan hidup dalam belenggu
kemiskinan. Rezim boneka dalam negeri (Jokowi-JK) terus memfasilitasi bisnis
imperialisme di Indonesia. Upah klas buruh semakin defisit karena politik upah
murah dan skema perampasan upah yang keji. Melalui PP No.78/2015, upah klas
buruh dibatasi dengan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Belum lagi perampasan
upah melalui pajak dan pungutan lainnya. Di sisi lain, kapitalis monopoli dan
borjuasi besar komprador mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat.
Sedangkan karena feodalisme, kaum tani terus terbelenggu
oleh monopoli dan perampasan tanah, perampasan produk lebih dan keterbelakangan
produksi. Program reforma agraria rezim Jokowi adalah upaya memanipulasi dan
ilusi untuk mengintensifkan perampasan tanah. Bahkan kampus – kampus kita terus
mempromosikan kebijakan tersebut, melegitimasinya, hingga menjelma pula menjadi
tuan tanah. Dengan semua itu, maka kita juga harus berjuang bersama untuk
memusnahkan feodalisme, menghancurkan monopoli dan perampasan tanah !!
Imbas besar juga menimpa kita sebagai pemuda mahasiswa.
Pemuda terus dihadapkan oleh realita hidup yang semakin sulit. Sempitnya
lapangan pekerjaan, mahalnya biaya pendidikan, dan dirampasnya demokrasi
membuat masa depan pemuda kian suram.
Melalui berbagai programnya, kampus menyuguhkan macam-macam
teori, dalil, dan konsepsi yang sejatinya membodohi dan menjauhkan mahasiswa
dari rakyat. Mahasiswa di mata rezim Jokowi hanya sebagai Sapi Perahan, baik melalui biaya pendidikan yang tinggi hingga
tenaganya sebagai pekerja upah murah. Melalui program perluasan sekolah/jurusan
Vokasi, itu dilakukan bukan tanpa alasan. Program Vokasional erat hubungnya
dengan program Pemagangan Nasional pada sektor perburuhan. Melalui program
tersebut borjuasi besar komprador dan imperialisme akan mendapat keuntungan
melalui banyaknya tenaga Magang yang siap di bayar murah.
Demi memuluskan semua kepentingan tuan imperialis dan tuan
tanah besar, rezim Jokowi tidak segan merepresi rakyatnya, hingga menukar nyawa
rakyat dengan rentetan mega proyeknya. Bahkan saat ini, rakyat untuk
berorganisasi dan berpikir saja sudah dibatasi melalu regulasi maupun
kebijakan. Tidaklah salah jika selama ini kita nyatakan bahwa rezim Jokowi
adalah rezim Fasis !
Sungguh
realita yang tentunya tidak bisa kita terima begitu saja. Itu semua bukan
alamiah, bukan pula takdir kita. Seluruh petaka yang disebabkan oleh musuh
rakyat dapat dihentikan dan diubah. Pemuda-mahasiswa harus terus berjuang
bersama rakyat.
Kawan-kawanku yang Patriotik,
16 tahun yang lalu pada hari yang sama di Indonesia telah
terjadi peristiwa besar, di mana gerakan mahasiswa dari berbagai daerah turut
serta dalam Kongres Pendirian organisasi massa mahasiswa yang hingga kini kita
cintai, Front Mahasiswa Nasional. Momentum tersebut memiliki arti penting dan
strategis dalam hari depan perjuangan demokratis nasional di Indonesia.
Lahirnya FMN telah menjadi tonggok bersejarah, terus mengambil peran sebagai
bagian maju dalam gerak perjuangan massa rakyat. Hingga saat ini, fakta
tersebut tetap kita jaga dan diakui oleh rakyat, hanya golongan musuh rakyat
yang kepala batu saja tidak setuju atas hal itu.
Apa arti dari organisasi yang maju? artinya adalah tetap
teguh untuk belajar dan mengabdi di garis depan perjuangan rakyat. Saat ini, di
tengah jutaan rakyat Indonesia yang terus berjuang, terdapat organisasi kita di
dalamnya. Terdapat FMN yang selalu ambil bagian aktif dalam perjuangan membangkitkan,
mengorganisasikan dan menggerakan pemuda-mahasiswa. Dalam 16 tahun ini, FMN
terus berupaya menempa dirinya menjadi organisasi yang memiliki keteguhan
sekuat baja, mengintensifkan perjuangannya melawan rezim boneka dan
kediktatoran bersama borjuasi besar komprador serta tuan tanah. FMN terus teguh
dalam garis perjuangan anti imperialis dan anti feodal.
Namun, tentu FMN menyadari bahwa kekuataan yang ada saat ini
belumlah cukup untuk mengalahkan musuh rakyat, bahwa apa yang dilakukan oleh
FMN selama ini belumlah maksimal dan kerap menuai salah. Mengapa demikian,
karena seluruh anggota kita belum sepenuhnya memahami bagaimana esensi
perjuangan ini, bahwa FMN bukanlah induk dari kekuatan penghancur imperialisme
dan feodalisme. Sehingga hari depan harus kita tatap dengan tegak, esok akan
kita tapaki dengan yakin bahwa FMN akan terus maju dan membesar.
Tantangan saat ini bagi FMN adalah memperbesar organisasinya
dengan mengorganisasikan jutaan mahasiswa di Indonesia. Mempersatukan mahasiswa
dalam garis perjuangan demokratis nasional akan melikuidasi pikiran
individualis, oportunis dan liberal yang sekarang menjamur. Namun demikian,
tidaklah ada syarat bagi FMN untuk besar tanpa mendorong organisasi dan seluruh
anggotanya pergi ke tengah-tengah massa, klas buruh dan kaum tani. Tanpa itu,
kita akan diserang oleh kesulitan dan diterpa ribuan kegagalan dalam memperbesar
organisasi. Karena itu, FMN harus mampu mengintegrasikan diri dengan klas buruh
dan kaum tani, menghubungkan perjuangannya dengan kepentingan klas buruh dan
kaum tani, hanya itu yang dapat menjadi Kawah Candradimuka menempa pimpinan dan
anggota FMN.
Kini, kita terus maju melesat, memperbaiki segala kekeliruan
dan kita bakar menjadi abu agar tidak menjangkit kembali. Kita pelajari
pengetahuan baru untuk kemajuan perjuangan rakyat, kita peras hingga kering
pengalaman praktik sehingga menemukan sari patinya untuk perbaikan organisasi.
Kawan-kawanku, kita sudah melompati berbagai hambatan dan
mampu meraih berbagai capaian. Kini kita sudah memiliki ribuan anggota yang
tersebar di 135 kampus di Indonesia. Kita berhasil mendobrak dinding tebal
kebudayaan imperialis dengan membangun organisasi di kampus-kampus besar dan
strategis. Kini kita telah berdiri di Universitas Indonesia, Universitas Gajah
Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanudin,
Universitas Udayana, Universitas Jambi. Kampus-kampus yang dalam beberapa tahun
sangat sulit dikembangkan, namun kini kita telah berhasil.
Apakah itu semua cukup? tidak. Memang seluruh capaian
tersebut harus diapresiasi dan dihargai karena hasil kerja tiada henti dari
seluruh anggota dan pimpinan FMN. Namun, kita memiliki target lebih besar dari
itu. Sehingga esok, lusa dan seterusnya kita tidak boleh melangkah, kita harus
melompat jauh kedepan. Melompat jauh untuk menjangkau ribuan kampus lainnya di
Indonesia. Melompat untuk membangun organisasi di kabupaten dan provinsi baru,
melompat untuk mengorganisasikan jutaan mahasiswa ke dalam FMN.
Lebih jauh lagi, FMN harus terus belajar dan bersiap untuk
melompati tahap perjuangan yang saat ini dilakukan oleh rakyat Indonesia. Gerak
sejarah dan kondisi objektif saat ini membuktikan kepada kita, bahwa jalan bagi
hari depan rakyat yang gemilang bukan melalui Pemilu, bukan pula Parlemen.
Artinya FMN harus terlibat aktif untuk membuka jalan baru bagi perjuangan
rakyat yang sejati, yaitu jalan reforma agraria sejati di perdesaan, menjadikan
desa sebagai basis kekuatan utama perjuangan rakyat secara ekonomi, politik dan
kebudayaan, serta kekuatan utama gerakan rakyat. Hanya dengan itu, maka seluruh
klas dan sektor rakyat tertindas dapat terbebas dari belenggu imperialisme dan
feodalisme.
Kawan-kawan sekalian, demikian pidato singkat ini saya sampaikan. Sekali lagi,
saya haturkan rasa bangga kepada seluruh pimpinan dan anggota FMN. Selamat Hari
Lahir ke-16 tahun bagi organisasi kita.
Majulah Perjuangan Massa, Majulah Perjuangan FMN !
Panjang
Umur Front Mahasiswa Nasional !
Jayalah Front Mahasiswa Nasional !
Pimpinan Pusat
Front Mahasiswa Nasional
Symphati Dimas Rafi'i
Ketua Umum
1 komentar:
selamat ulang tahun yg ke 16 semoga makin kuat dan solid berdama kaum tertinadas lainya jayalah perjuangan Mahasiswa Nasional....
Posting Komentar